TEMBILAHAN (www.detikriau.wordpress.com) – Kekalahan dramatis yang menimpa Timnas usia 23 dalam partai final SEA Games XXVI yang berlangsung di Stadion GBK Senin malam, masih menyisakan kedukaan bagi pendukung tim Merah Putih, tidak terkecuali di kota Tembilahan. Apalagi kehausan akan prestasi sepakbola sudah sangat lama terjadi, hingga wajar saja asa yang dipupuk sedemikan tinggi.
Keberhasilan meraih emas dicabang sepakbola, tentunya menjadi pelengkap keberhasilan Indonesia menjadi juara umum pada penyelenggaran kali ini. Tapi sayangnya punggawa Rahmad Darmawan, tidak mampu memenuhi ambisi masyarakat dan harus menyerah dengan sangat menyakitkan setelah menyerah dari ti Harimau Malaya melalui drama adu finalti (4-3).
“Terus terang kita sangat kecewa dengan kekalahan Timnas, Apalagi dua gol sempat dianulir. Padahal salah satu golnya bersih dan punggawa Timnas masih berdiri sejajar dengan pemain lawan. Meskinya gol tersebut disahkan oleh wasit,” terang Zaini salah seorang warga yang menyaksikan secara langsung pertandingan lewat layar televisi.
Tapi meski begitu, apa yang dilakukan oleh Timnas Usia 23 sudah cukup maksimal. Apalagi mulai dipenghujung babak kedua dan pertambahan waktu 2X15 menit, tim Merah Putih sudah berupaya keras untuk mengejar kemenangan lewat serangan yang bertubi-tubi. Hanya saja memang keberuntungan masih belum mau berpihak kepada Timnas 23.
“Saya lihat sudah maksimal upaya yang dilakukan. Hanya saja memang pada saat tendangan finalti, kelihatan sekali bahwa penjaga gawang dari Malaysia tampak lebih siap ketimbang kita. Makanya penendang kita nampak cukup tertekan, terutama penendang terahir Ferdinan Sinaga,” terangnya.
Sementara itu Isan warga Tembilahan lainnya, mengatakan keberhasilan Malaysia menjadi kampiun pada final SEA games kali ini memang mereka main jauh lebih baik dari kita. Hal itu sudah mereka buktikan dengan menekuk kita pada partai terahir penyisihan group dengan skor 1-0.
“Modal kemanangan tersebut membuat mereka percaya diri. Meski mereka sempat tertinggal di awal babak pertama, tapi itu tidak membuat mereka panik, mereka tetap konsisten menerapkan pola permainan mereka, dan pada gilirannya berhasil menyamakan kedudukan,” ujarnya.
Masih menurutnya, kekurangan Timnas sangat bergantung pada kemampuan dua penyerang kita yakni Titus Bonai dan patrick Wanggai dalam menggedor jala lawan. Saat keduanya dimatikan lawan, Timnas tidak punya kemampuan pada barisan kedua untuk menyarangkan bola.
“Meski gol pertama kita lahir dari pemain belakang, tapi secara umum barisan second line kita tidak terlalu mampu membahayakan gawang lawan. Sementara Malaysia punya kemampuan disana, meski penyerang mereka tidak terlalu istimewa,” ujarnya.
Pantauan lapangan, hampir sebagian besar masyarakat Tembilahan menyaksikan partai puncak tersebut. sebelum kick up berlangsung warga sudah berada di depan layar televisi, Mulai dari orang dewasa, pria dan wanita sampai kepada anak-anak terlihat serius. Hanya saja memang dukungan besar tersebut tidak mampu mengantar Timnas sebagai juara. (Suf)
BERITA TERHANGAT
Kajari Inhil Bantah Adanya Nama Cabup Terlibat Kasus Baznas Inhil
Munculnya Indomaret di Inhil Mematikan Usaha Kecil Masyarakat, Pemda Diminta Tegas
Berikan Wawasan Tentang Pemilu, H Arifin Lakukan Kunjungan ke MTs Al Ikhlas Sungai Guntung