TEMBILAHAN (www.detikriau.org) — Krisis perekonomian yang ditandai dengan lemahnya daya beli masyarakat di Kabupaten Indragiri Hilir belakangan ini pantas dicermati. salah satu penyebab utama yang membuat kondisi seperti diduga diakibatkan kembali anjloknya harga pasaran kelapa masyarakat.
Seperti yang diungkapkan oleh Sapii salah seorang pedagang keliling, Rabu, (29/2). Menurutnya, omset penjulan belakangan ini turun secara drastis.
“Terus terang saya enggan untuk turun belok (pedagang yang biasanya berdagang dengan mendatangi hari-hari pasar di daerah. Red), karena omsetnya sekarang sangat jauh berkurang. Bahkan saat turun belok, bukannya untung yang kita dapat, malah merugi, bahkan modalnya sekalipun bisa habis untuk biaya kita,” kata Sapii dengan nada mengeluh.
Menurut pengakuan sapi’i, satu kali turun biasanya ia bisa menghasilkan uang hingga 200-300 ribu. Tapi belakangan ini untuk mendapat uang 100 ribu saja, rasanya sangat sulit.
Ungkapan senada juga datang dari pedagang lainnya, Izul. Salah seorang pengampas (pedagang makanan eceran keliling. Red) ini juga merasakan penurunan omset yang sangat luar biasa. Biasanya sekali turun dirinya bisa mengantongi keuntungan bersih hingga ratusan ribu rupiah. Tapi belakangan, kondisi itu sangat sulit, bahkan terkadang keuntungan hanya biasa untuk bertahan memenuhi biaya hidup satu hari.
“Kalau biasanya keuntungan yang kita peroleh bisa untuk biaya hidup selama 2-3 hari. Jadi kita bisa istirahat agak sehari untuk mengembalikan kebugaran tubuh. Sebab yang namanya mengampas, terus terang sangat menguras tenaga, dikarenakan memakan waktu bisa satu hari penuh,” katanya.
Keluhan juga datang dari Opik salah seorang pedagang pakaian baru yang ada di Gemilang Plaza Tembilahan. Menurutnya, saat ini bisa bertahan saja agar tidak bangkrut menjelang bulan Ramadhan sudah merupakan berkah yang sangat baik. Sebab dalam satu hari, terkadang ada pedagang yang hanya melakukan transaksi satu hingga dua kali.
“Bahkan kadang-kadang sehari penuh ada yang tidak mendapatkan hasil. Kalau sudah seperti itu mau bagaimana lagi, sedangkan kita dipasar butuh biaya yang tidak sedikit jumlahnya,” paparnya.
Menurut mereka, penyebab utama merosotnya omset penjualan dikarenakan harga kopra yang kembali jatuh. Sebab perekonomian di daerah ini sangat bergantung dengan komoditas perkebunan tersebut. Saat harga kelapa turun, maka secara otomatis perdagangan juga terkena imbas. (Suf)
BERITA TERHANGAT
Baznas Inhil Pastikan Data Penerima Zakat Berupa 3.000 Paket Premium Boxs Sudah Lengkap
Fhariq Cup U-40, Tim PGRI Bobol Gawang Lawan 4 Goal Tanpa Balas
Pusat Pendidikan Wawasan Kebangsaan di Kabupaten Inhil Resmi Terbentuk