Pelajar SD dan SMP Harus Beli Bahan Seragam Batik di Disdik Inhil
TEMBILAHAN (www.detikriau.wordpress.com) – Tokoh muda Masyarakat Peduli Inhil (MPI), Zakiyun mempertanyakan kebijakan Dinas Pendidikan (Disdik) Kabupaten Inhil yang mengharuskan pihak sekolah untuk membeli bahan baju seragam batik yang dikoordinir melalui salah seorang pejabat di Disdik. Menurutnya, dana Bantuan Operasional sekolah Daerah (BOSDA) ini seharusnya pengelolaannya sepenuhnya diserahkan kepada pihak sekolah.
“Dana BOSDA memang untuk membantu pembelian seragam bagi murid-murid setingkat SD dan SMP dan peruntukannya sepenuhnya berada di pihak sekolah karena mereka yang tau apa yang menjadi kebutuhan mereka. Kalau peruntukannya ditentukan oleh Dinas Pendidikan, apa ini tidak bisa dikatakan diintervensi?,”Jawab Zakiyun ketika bertemu Www.detikriau.wordpress.com di Tembilahan, Ahad (25/12/2011).
Menurut penuturan Yon, panggilan akrab aktivis muda ini, dirinya mendapati pihak Disdik membuat keharusan agar sekolah-sekolah membeli bahan pakaian seragam batik dan dikoordinir melalui salah seorang pejabat di Disdik Inhil,”Kok aneh, sekolah-sekolah diharuskan untuk membeli bahan pakaian seragam batik di Disdik dan dananya sebesar Rp. 40 ribu disetorkan kepada salah seorang pejabat di Dinas tersebut. Lagipula bukan seragam jadi tapi hanya bahan kainnya saja. Ini ada apa? Apa Dinas mau jadi pedagang?”Tanya Yon
Dari penuturan seorang kepala sekolah yang sempat ditemui Www.detikriau.wordpress.com di Dinas Pendidikan Inhil baru-baru ini, dirinyapun merasa heran kenapa ada keharusan seperti ini. Dirinya menyebutkan bahwa ketentuan dalam penggunaan Bosda itu sudah sangat jelas.”Pakaian seragam itukan ada pakaian merah putih, pakaian olahraga, pakaian muslim, pakaian pramuka dan pakaian batik. Penggunaannnya disebutkan sesuai dengan kebutuhan sekolah. Tapi gimana saya mau protes, kalau berani, saya pasti digencet, awak tau sendirilah. Jadi akhirnya saya terpaksa harus ikut orang banyaklah,”Ujarnya dengan nada suara dipelan-pelankan dan menolak memberitahukan namanya ketika dikomfirmasi. (fl)
Di DEKRANASDA INHIL sendiri ada produk asli buatan pengrajin dengan harga yang jauh lebih murah,tapi karna ada “taring” intervensi oknum dinas pendidikan tersebut,tetap saja UPTD dan Guru-guru mengambil kain pabrikan dengan harga yang lebih mahal.Ada udang di balik batu rupanya…apa ada orang nomer satu di belakangnya?
Menyesal aq memili pemimpin yg tdk bekerja sesuai dgn jabatanya,ingat pemimpin mati kau jadi bangkai tak berharga..semua pasti ada pertanggung jawaban di neraka jahanam kt bertemu bangsatt!!!
Laporkan saja ke polisi,btw nih oknum nya satu orang atau satu departemen sih? 🙂