Maret 29, 2024

Mewaspadai Tipu Daya Setan

Bagikan..
Takwa (ilustrasi).
Foto: blog.science.gc.ca

Setan dengan seluruh pasukannya tidak akan pernah berhenti dan tidak mengenal istilah capai dalam menyesatkan manusia. Dari segala arah mereka la’natullah ‘alaihim menggoda dan menjerumuskan kita; tidak berhasil dari arah depan, dicoba dari belakang. Mentok dari samping kanan, mereka lirik samping kiri (QS al-A’raf [7]:17).

Begitulah seterusnya, musuh nyata manusia ini menggoda kita sampai ada di antara kita ikut serta menjadi teman mereka. Di hadapan Rabb Semesta, iblis, tetua para setan dan makhluk pencinta kegelapan ini, mendeklarasikan diri untuk mencari pertemanan yang bisa diajak berbenam di kawah besar api neraka.

“Iblis ber kata, ‘Ya Tuhanku, beri tangguhlah aku sampai hari mereka dibangkitkan.’ Allah berfirman, ‘Sesungguhnya kamu termasuk orang-orang yang diberi tangguh, sampai ke pada hari yang telah ditentukan waktunya (hari kiamat)’.

Iblis menjawab, ‘Demi kekuasaan Engkau aku akan menyesatkan mereka semuanya, kecuali hamba-hamba-Mu yang mukhlis di antara mereka.’” (QS Shad [38]: 79-83).

Inilah kiat supaya kita selamat dari tipu daya setan yang terkutuk. Pertama, ikhlas dalam menghamba kepada Sang Khaliq (QS al-Hijr [15]:40). Apa pun aktivitas kita, termasuk dalam hal ibadah dan amaliah keduniawian, haruslah semata karena mencari ridha Allah. Ikhlas ini seperti alat proteksi yang mampu melindungi kita dari virus mematikan setan de ngan segala tipu muslihatnya.

Kedua, meniti jalan takwa dengan keseriusan taat yang sempurna. Lihat QS al-Hijr [15]: 42 dan al-Baqarah [2]: 208.

Ketiga, iltizam biljamaah (melazimkan diri dengan berjamaah), baik dalam praktik iba dah, muamalah, maupun secara manhaj hidup (pola dan tata cara hidup). “Sesungguhnya setan bersama orang yang sendirian dan menjauh dari dua orang.” (HR Ahmad).

Keempat, melazimkan sha lat berjamaah di masjid (QS al- Hadid [58]:19). Berjamaah menghadirkan kekuatan (al-jama’ah quwwatun), berjamaah menjadi mudah mengakses keberkahan (al-jama’ah ba ra katun). “Jika ada tiga orang di desa atau kampung yang tidak mendirikan shalat jamaah kecuali mereka telah dikuasai oleh setan …” (HR Abu Dawud).

Kelima, sering-seringlah memohon pertolongan Allah dari tipu daya setan dan kehadirannya dalam semua majelis kehidupan.

Sungguh kita tidak akan pernah menang perang me la wan makhluk terkutuk ini kecuali atas pertolongan-Nya. De ngan memperkuat tauhid, ikhlas, dan istiqamah ibadah ser ta memperbanyak isti’adzah atau doa, niscaya kita akan senantiasa mendapat per lindungan Allah dan mam pu menaklukkannya. (QS al- Mu’minun 97-98).

Jika anak Adam membaca ayat sajdah lalu dia sujud, setan menyendiri sambil menangis. Ia berkata, “Sungguh celaka (aku)! Anak Adam diperintah sujud lalu ia bersujud, maka baginya surga, dan aku disuruh sujud, tapi tidak mau sujud, maka bagiku neraka.” (HR Mus lim). Karena itu, jika ingin setan banyak menangis, per banyak sujud. Wallahu a’lam.

Sumber: Republika.co.id/ Oleh: M Arifin Ilham