TEMBILAHAN (www.detikriau.org) — pergeseran nilai-nilai luhur di tengah masyarakat Inhil, terutama dikalangan generasi muda kian hari kian terkikis. Apa yang dahulunya dianggap tabu, dan belum masanya dipertontonkan ke tengah masyarakat, seakan menjadi hal yang lumrah dikalangan remaja di Inhil belakangan ini. Hal itu tentu sangat berbahaya bagi kelangsungan Negeri ini, karena bagaimanapun juga generasi muda adalah pemimpin dimasa depan, dimana tongkat estapet kepemimpinan negeri ini akan dilanjutkan.
Salah satu pergeseran nilai yang sangat kontras sekali dilihat, adalah model berpacaran kalangan generasi muda yang dianggap sudah sangat berlebihan. Berpelukan dan bergandingan tangan seakan menjadi hal yang biasa, ironisnya hal itu dilakukan di siang hari dan pelakunya adalah remaja yang terbilang masih bau kencur, orang yang mestinya belum pantas berbuat hal seperti itu.
Seperti pengamatan www.detikriau.org, disaat sore hari akan sangat mudah ditemukan begitu banyaknya remaja yang memadu kasih di sepanjang turap di sebelah pelabuhan penumpang Batam. Para remaja, terkadang seakan tidak ada rasa malu layaknya orang tua, mereka berpelukan sambil berbincang-bincang dengan pasangan mereka. Padahal saat itu aktivitas warga masih sangat ramai.
Salah seorang warga, saat berbincang dengan www.detikriau.org sampai menggelengkan kepala melihat tingkah nekat beberapa remaja tersebut. Menurutnya, apa yang dilakukan oleh remaja sudah barang tentu membuat miris para orang tua.
“Kita bisa bayangkan, kalau siang seperti ini saja remaja berpacaran dengan pola seperti itu, bagimana lagi kalau malam hari disaat kondisi sepi. Rasanya saya selaku orang tua, tidak sanggup membayangkan pola pacara para remaja kita belakangan ini,” kata warga tersebut sambil geleng-geleng kepala.
Selain itu, pacaran juga sudah mulai menimpa anak-anak yang duduk dibangku Sekolah Dasar (SD). Terkadang anak-anak SD sudah mulai mengenal pacaran ketika mereka duduk kelas 5-6. Dengan dalih ada Pekerjaan Rumah (PR) ketika berpamitan dengan orang tua mereka mulai mencoba-coba memadu kasih.Celakanya, di HP anak SD ternyata mereka ada yang kedapatan menyimpan video porno dan itu biasanya mereka tonton secara bersama-sama saat mereka berkumpul.
Firmansyah salah seorang tokoh pemuda di kota Tembilahan, saat berbincang-bincang, Selasa, (22/2) mengungkapkan arus globalisasi dan moderenisasi yang terjadi, mau tidak mau memberikan efek negatif dan juga positif. Disinilah peran orang tua, yang tidak bisa dikesampingkan dalam mendidik anak-anak mereka. Sebab bagaimapun juga moderenisasi dan globalisasi tidak bisa kita halangi, tergantung dari kita selaku orang tua dalam menyikapinya.
“Orang tua meskinya berperan lebih besar dalam mengawasi anak-anak mereka. Peran tersebut tidak bisa diserahkan sepenuhnya kepada guru, karena waktu anak bersama guru sangat terbatas hanya selama jam sekolah. Biasanya anak menghabiskan waktunya bersama orang tua dan lingkungan, makanya peran pengawasan orang tua harus lebih ditingkatkan,” kata mantan Ketua Badan Eksekutif Mahasiswa STAI Auliaurrasydin ini.
Selain itu masih banyak faktor yang menyebabkan terjadinya pergeseran nilai seperti itu, salah satunya adalah media televisi. Banyak acara televisi, terutama sinetron tidak mengedepankan nilai-nilai pendidikan, tapi hanya sekedear mengejar sisi rating dan bisnis semata. Akibatnya, banyak sinetron yang menayangkan film bertemakan cinta remaja, dan itu biasanya ditonton oleh remaja kita, hingga timbul keinginan mereka untuk meniru apa yang terjadi di cerita sinetron.
“Tayanyan seperti itu, sudah barang tentu memberikan dampak yang sangat besar bagi kalangan remaja kita. Apalagi jam tayang cerita seperti itu adalah jam sibuk, sehingga sebagian besar remaja menonton. imbasnya sudah barang tentu, pada penurunan moral generasi muda kita,” ujarnya.
Media lainnnya seperti HP dan internet juga berperan dalam merusak moral generasi muda. Dengan HP anak-anak akan mudah mengakses berbagai berbagai informasi, tidak terkecuali hal -hal yang negatif. Begitu juga dengan Warnet, ternyata sistus-situs porno tidak semuanya diblokir, dan disebahagian warnet masih dengan sangat mudah untuk diakses.
Untuk itu untuk mencegah, tentunya sekali lagi peran orang tua sangat penting. Diantaranya dengan jalan mengawasi, memberikan pemahaman dan penanaman nilai-nilai agama agar generasi muda kita selamat dari pengaruh seperti itu.
Peranan lembaga lembaga terkait, dan Pemerintah juga harus lebih ditingkatkan. Kalau memang didapati penyimpangan yang dilakukan oleh generasi muda, harus ada upaya konkrit yang harus diberikan. Sehingga kedepan mereka tidak akan mengulangi lagi apa yang sudah mereka lakukan. (Nejad)
banyak yg becintaan di jembatan sungai luar and sungai dugil
di razia saja mas,,,satpol PP kan g ada kerjaan,,,jadi satpol PP bisa telusuri tempat2 mereka memadu kasih,
mimpi kali, soalnya tempat mesum yang jelas aja nggak pernah kesentuh…