TEMBILAHAN (www.detikriau.org) – Kualitas pelayanan RSUD Puri Husada Tembilahan terus mendapat sorotan dari warga. Rumah sakit yang meskinya menjadi kebanggaan warga “Negeri Seribu Jembatan” tersebut, ternyata memiliki pelayanan yang sangat buruk. Salah satunya adalah, pasokan air yang sering macet, hingga membuat pasien dan keluarga yang menjaga kesulitan untuk mandi dan dan bersih-bersih selepas dari buang air.
Seperti yang diungkapkan oleh Surti Warga Desa Pulau Palas Kecamatan Tembilahan Hulu baru-baru ini. Terus terang ia sangat kecewa dengan kondisi pelayanan yang diberikan. Salah satunya adalah, pasokan air yang tidak ada di kamar mandi ruangan tempat keluarganya dirawat inap.
“Tidak adanya pasokan air dikamar mandi, membuat kita sangat kesulitan. Yang namanya orang sakit, terkadang mau ke kamar kecil untuk buang hajat. Tapi karena air tidak ada, terkadang terpaksa harus mencari kesana kemari terlebih dahulu, barulah dapat,” ujarnya dengan nada kecewa.
Tidak adanya air juga membuat keluarga pasien merasa kecewa. Sebab ada keluarga yang menunggu pasien ingin melaksanakan shalat jadi terkendala karena tidak bisa berwudhu. Padahal tidak semuanya pasien yang kondisi baik dan bisa ditinggalkan ke mushalla untuk melaksanakan ibadah shalat.
Selain itu berbagai fasilitas lainnya yang ada di rumah sakit terutama untuk kelas II dan III ternyata sudah banyak mengalami kerusakan, seperti kipas angin. Untuk sekedar mengusir udara panas dan pengab keluarga pasien terpaksa membawa kipas angin dari rumah.
“Kipasangin juga tidak hidup bang, saya terpaksa membawa kipas angin dari rumah. Sebab kalau sudah siang seperti ini hawa di rumah sakit ini cukup panas,” kata Anto warga Tembilahan dalam kesempatan berbeda.
Selain itu kebersihan rumah sakit juga dipertanyakan. Terlihat di salah satu ruangan kelas dua di bagian perawatan penyakit dalam, ada kasur yang yang kondisinya begitu kotor dan bercak darah yang masih menempel seperti tidak pernah dibersihkan. Kondisinya itu tentunya, sangat kontras dengan rumah sakit yang meskinya mengedepankan kebersihan.
Hal lain yang tampak, keluarga pasien yang terpaksa makan disembarang tempat, karena tidak adanya ruangan khusus yang bisa digunakan untuk pasien yang menunggu keluarga. Meskinya untuk Rumah Sakit sperti RSUD Puri Husada, permasalahan seperti itu juga harus dipikirkan. Agar keberadaan rumah sakit yang asri terlihat hingga mempercepat kesembuhan orang yang dirawat.
“Terus terang kita merasa sangat pihatin dengan kondisi pelayanan yang ada. Lihat saja ada orang yang makan disembarang tempat seperti itu, meskinya rumah sakit memikirkan untuk menyediakan sebuah tempat khusus yang bisa digunakan keluarga pasien untuk makan, terutama untuk pasien kelas II dan III,” kata salah seorang anggota dewan yang kebetulan sedang berada di RSUD. (Nejad)
Begitulah kondisi RSUD Puri Husada secara real yg seharusnya menjadi perhatian dari pemerintah daerah.Fasilitas bukan lah suatu pelayanan tapi dampak dari fasilitas yang tidak memadai akan menghambat pelayanan prima. air dan penunjang yang lain merupakan tanggung jawab management yang harus didukung penuh oleh pemerintah daerah. Insya allah kalau fasilitas ok..kesejahteraan ok…pelayanan akan ok juga tapi tidak berarti bila fasilitas dan kesejahteraan ga’ ok pelayanan akan ga’ ok karena dalam kondisi bagaimanapun pelayanan akan tetap berjalan karena itu adalah kewajiban dan insya allah ditambah dg kemanusiaan.