Desember 9, 2024

Ada Racun Pemicu Kanker di Sampo Bayi

Bagikan..

Bahan kimia formaldehida dan dioksan penyebab kanker ditemukan dalam produk sampo bayi.

 www.detikriau.wordpress.com — Dua bahan kimia berbahaya yang dapat memicu kanker (karsinogen) ditemukan dalam sampo bayi Johnson & Johnson yang beredar di Amerika Serikat dan beberapa negara lainnya termasuk Indonesia, China, dan Australia seperti dikutip dari laman Fox News tanggal 1 November 2011.
Koalisi 25 lembaga kesehatan yang mewakili 3,5 juta orang di AS dan beberapa negara lainnya mendesak agar konsumen memboikot produk-produk bayi Johnson & Johnson hingga perusahaan menghapuskan bahan kimia berbahaya dari produk yang dijual di seluruh dunia. Kelompok ini mendesak agar pada 15 November perusahaan menarik seluruh produk yang mengandung bahan kimia berbahaya dari seluruh dunia.

 

Dalam laporan Campaign for Safe Cosmetics pada 2009 silam, peneliti independen menemukan kandungan 1,4-dioksan dalam sampo bayi, Oatmeal Baby Wash, Moisture Care Baby Wash, dan Aveeno Baby Soothing Relief Creamy Wash yang diluncurkan sebagai produk-produk alami dari Johnson.

Namun, dalam laporan terbarunya, Campaign for Safe Cosmetics menyatakan selama 2,5 tahun tak berhasil mendesak perusahaan perawatan terbesar tersebut untuk menghilangkan penggunaan bahan berpotensi penyebab kanker, yaitu quaternium-15 yang melepaskan formaldehida dari produk sampo bayi Johnson, salah satu produknya.

 

Pada penelitian terbaru Juni 2011 silam, quaternium-15 masih ditemukan dalam produk sampo bayi Johnson di sedikitnya 13 negara antara lain AS, Kanada, China, Indonesia, dan Australia. Namun studi tak menemukan bahan tersebut pada produk yang dijual di sedikitnya delapan negara lainnya, seperti Inggris, Denmark, Jepang dan Afrika Selatan, dan Swedia.

“Johnson & Johnson dapat membuat sampo bayi lebih aman di semua pasar di seluruh dunia, tapi tidak melakukannya,” kata Lisa Archer, direktur dari Campaign for Safe Cosmetics seperti dikutip dari laman Foxnews.

Sebagai tanggapan, Johnson & Johnson mengatakan, formaldehida yang dilepaskan bahan pengawet quaternium-15 telah disetujui penggunaannya oleh regulator di AS dan negara lain. Namun, secara bertahap mereka akan mengurangi penggunaannya pada produk bayi dan mereformulasi produk bayi untuk mengurangi tingkat dioksan.

Kantor berita Associated Press melaporkan, salah satu bahan kimia quaternium-15 merupakan pengawet untuk membunuh bakteri yang mengeluarkan senyawa kimia formaldehida. Formaldehida, sering digunakan sebagai desinfektan dan pengawet mayat. Formaldehida juga bisa menyebabkan iritasi kulit, mata, dan pernapasan.

Program Toksikologi Nasional AS lewat sebuah studi Juni silam juga meyimpulkan formaldehida sebagai bahan kimia karsinogen.

Bahan kimia kedua adalah 1,4-dioksan, yang diduga sebagai karsinogen. Dioksan  merupakan produk sampingan yang tercipta pada proses untuk membuat bahan kimia lebih larut dan melembutkan kulit.

Archer menyatakan, sejumlah negara yang menemukan tidak ada bahan kimia berbahaya tetap melarang penggunaan produk tersebut, sementara negara lainnya tak memberikan larangan apapun.

• VIVAnews