www.detikriau.wordpress.com (TEMBILAHAN) – Dewan mengagendakan akan melakukan hearing terhadap manajemen RSUD Puri Husada Tembilahan, IDI Inhil dan Diskes, terkait terlantarnya pasien pendarahan sampai meninggal dunia. Pernyataan ini disampaikan Ketua Fraksi Bintang Reformasi dan Keadilan DPRD Inhil, H Bakri H Anwar, menurutnya pihaknya akan mempertanyakan kepada pihak terkait terkait masalah ini.
“Kita (Komisi IV DPRD Inhil, red) rencanakan akan melakukan pemanggilan terhadap manajemen RSUD Puri Husada Tembilahan, Ikatan Dokter Indonesia (IDI) Inhil dan Diskes Inhil atas terlantarnya pasien pendarahan di RSUD Puri Husada Tembilahan hingga meninggal beberapa hari lalu,” ungkap H Bakri H Anwar.
Politisi Partai Bintang Reformasi (PBR) ini menyayangkan lambannya penanganan pihak RSUD sehingga menyebabkan pasien terlantar sampai meninggal dunia. Jangan sampai karena dokternya liburan, sehingga mengabaikan keselamatan pasien. Kejadian seperti ini, tandasnya tidak boleh terulang lagi.
Terang Bakri, pemanggilan ini terkait laporan warga Kelurahan Sungai Beringin, Kecamatan Tembilahan, Rudianto (35) yang menyesalkan dan kecewa akan buruknya pelayanan RSUD Puri Husada Tembilahan sehingga isterinya yang mengalami pendarahan setelah melahirkan meninggal dunia.
Rudianto menceritakan almarhumah isterinya, Rina (30) yang melahirkan melalui operasi caecar anak ketiga di RS Pematang Reba, Inhu, setelah pulang ke Tembilahan ternyata mengalami pendarahan. Maka, dibawanya ke RSUD Puri Husada Tembilahan, Jum’at (2/9/) lalu.
Ternyata, setelah sampai di RSUD Puri Husada menurut perawat jaga dokter tidak ada sedang liburan di kampung. Dokter akan berada di Tembilahan pada Senin (4/9/11). Sehingga selama itu almarhumah isterinya tidak mendapatkan pelayanan maksimal.
Pada saat itu perawat menjanjikan kepadanya bahwa dokter akan datang memeriksa isterinya Senin pagi. Namun setelah ditunggu tak datang juga, maka terpaksa ia datang menjemput dokter tersebut ke rumahnya.”Saat itu perawat menyatakan dokter akan datang ke rumah sakit Senin pagi, namun tidak juga datang. Maka, terpaksa saya jemput ke rumahnya, sedihnya saat dokter itu tiba isteri saya meninggal dunia,” ceritanya. (drc)
Lagi-lagi…………………….! bubarkan haja lagi RSUD Puri Husada tuh…? mahancapi urang mati mun datang ke sini…!