TEMBILAHAN (www.detikriau.org) – Kebijakan rektorat Universitas Islam Indragiri (UNISI) Tembilahan dengan tidak membenarkan pembayaran uang semesteran secara angsuran kepada Mahasiswanya mendapat kecamanan. Mahasiswa menilai kebijakan ini sangat memberatkan dan buntutnya mereka mengadu ke Dewan. Ketua Komisi IV DPRD Inhil berjanji akan menindaklanjuti dengan memanggil pihak UNISI tanggal 20 februari mendatang.
“Pihak rektorat membatasi pembayaran terakhir pada tanggal 3 maret 2012 mendatang dan bagi siapa saja yang tidak melakukan pembayaran tepat waktu maka dianggap mengambil cuti kuliah. Ini jelas kebijakan yang sangat mengeyampingkan pertimbangan sosial dan sangat memberatkan.”Ungkap Syafrudin salah seorang Mahasiswa didampingi beberapa orang rekannya dihadapan ketua Komisi IV DPRD Inhil, Kartika Roni baru-baru ini.
Namun sebagai Mahasiswa, Syafrudin mengaku tidak bisa berbuat banyak dan terpaksa harus menyampaikan perihal ini kepada orang tuanya agar tidak dinyatakan cuti. Menurut Syafrudin lagi, biaya per SKS yang dikenakan sebesar Rp. 75 ribu dan total biaya semester yang harus dilunasinya sebesar Rp. 1,7juta. ”orang tua saya hanya mengandalkan penghasilan dari berkebun kelapa untuk membiayai pendidikan saya. Dalam kondisi harga kelapa yang tidak menentu saat ini, uang senilai itu bukanlah jumlah yang sedikit. Untuk memenuhi kebutuhan itu orang tua saya mungkin terpaksa harus mencari hutangan atau menjual harta yang masih tersisa.”Papar Syafrudin dengan mimik wajah sedih.
Terkait pengaduan ini, Kartika Roni berjanji akan memanggil pihak Unisi.”Kita jadwalkan tanggal 20 ini untuk panggil pihak Unisi. Kalau rekan-rekan mahasiswa mau menghadiri, kita persilahkan”Janji Politisi dari Partai Golkar ini.
Bahkan saat itu Roni juga mengaku biaya pendidikan yang dibebankan pihak Unisi terbilang cukup mahal. Menurutnya, niat awal didirikannya UNISI sudah jauh melenceng.”Unisi didirikan agar masyarakat Inhil tidak lagi perlu melanjutkan pendidikan sarjana di luar daerah dan tentunya itupun harus dibarengi dengan biaya yang terjangkau.” Ucapnya sambil menyatakan bahwa UNISI sudah sangat banyak mendapatkan bantuan dari Pemkab Inhil
“kita selama ini selalu memantau Unisi, saya juga tahu jika 80 persen beasiswa yang digelontorkan melalui dana APBD Inhil diberikan kepada mahasiswa Unisi. Padahal yang kita inginkan pemberian beasiswa bukan hanya kepada Mahasiswa Unisi tapi kepada mahasiswa Inhil walaupun dia kuliah diluar daerah namun tentunya dengan syarat memenuhi kriteria.” kata Roni mengakhiri. (wn)
doh…adoh…! Mau punya gelar harus bayar mahal..! sudah punya gelar belum pasti dapat kerja…! gimana mau 1 rumah 1 sarjana…?
Yang aneh lagi SMPN 3 Kempas anak murid di kenakan uang Ujian, kemarin 2010-2011 dana BOS Rp. 570.000,-/murid uang ujiannya sebesar Rp.350.000,-/murid …!sekarang tahun ajaran 2011-2012 dana BOS naik menjadi Rp.710.000,-/murid sedangkan uang ujian sebesar Rp.450.000,-/murid, di kemanakan dana BOS tuh pak…?
pengenaan uang ujiannya untuk tahun pelajaran kapan yonk dan berapa/ muridnya?
sampaikan target kuantitas sarjana aja susah….gimana ya kalau qualitas juga masuk kategori?
Universitasnya tidak terkenal, buang2 duit saja kuliah di sini…tidak dipake pun sama perusahaan. Untung2 jika diterima jadi PNS…atau bisa membangun usaha sendiri…
2x byar ja bnyak yg nunggak.
unisi ne d dirikan bwt pa…?
1 rmh 1 srjana…??
1 rmh 1 titel je bgus..
hibah jalan taros, mhasiswanya gtu2 ja..
di rektorat tu bnyak karyawan yg cuma mkan gaji buta, buat pa kryawan sbanyak tu?
uang kuliah tiap tahun naik d buatnya.
kenapa yah orang ribut kalo ada orang yang mau ngurusi orang Inhil jadi pintar… koment-nya macam-macam… semuanya pada negatif…. apa warga Inhil dibiarkan bodoh semua.. sementara orang-orang yang memiliki perhatian terhadap pendidikan terus saja di teror dan dicaci.. apa bedanya anda-anda para pegkritik dengan teroris???? YANG TIDAK SUKA MELIHAT ORANG MENJADI PINTAR
yang harus di kritisi adalah orang orang yang tak senang dengan majunya UNISI.. masa orang mau kuliah aja harus disibukkan dengan permasalahan pribadi sesorang yang tidak suka dengan orang lain sehingga mengorbankan orang lain… biarlah UNISI menjadi dewasa dengan sendirinya…
kalo saudara-saudara mau buka mata, silahkan cari info ke luar INHIL… coba tanyakan berapa biaya kuliah di tempat lainnya.. exp. SPP di UPH aja Rp. 20.000.000,- itu data tahun 2004.. kalo sekarang berapa ya???
contoh lain.. di malaysia, hampir duapertiga biaya kuliah bagi mahasiswanya baik lokal maupun internasional disubsidi oleh kerajaan, nah apakah UNISI masih menerapkan biaya kuliah paling mahal sedunia????? jadi BUKA MATA DONG BOSSSSSSSSSSSSSSSSS.
kalo orng DPR sudah tao soal pembayaran d UNISI
jangan hanya ngomong dan kasih tao aja…
ayo donk DPR tindak lanjuti masalah ini..
ayo DPR gunakan kewenangan mu sebagai wakil rakyat,
bukan hanya bisa ngomong bahwa IQ mahasiswa UNISI jongkok
tunjukan donk IQ mu BG KARTIKA RONI sebagai ketua bagian sosial dan pendidikan..!
laksanakan tugas mu dengan hati nurhani wakil rakyat yg TERHORMAT
kami butuh bukti dari DPRD
klu memang berani untuk menindak UNISI
biarkan UNISI diberikan kepada pemerintah daerah
jgn dijalankan oleh yayasan…
klupun memang oleh yayasan
hentikan dana APBD dan minta dikembalikan dana yg sudah terpakai..
biarkan mahasiswa yg memilih….
jgn selalu ditutupi informasi tentang UNISI…
apakah bg kartika roni termasuk sejumlah anggota DPRD yg setuju dana apbd II in-hil yg di berikan kepada unisi dan bagaimana tanggung jawab nya kepada masyarakat in-hil….??
anggota DPRD INHIL yang terhormat..
sesungguhnya permasalahan UNISI tidak perlu lagi memanggil Pihak dari UNISI..
kalo anda-anda mau jujur… pada anggota anda sendiri terdapat Dosen-Dosen UNISI, Orang-orang yang pernah menjabat di UNISI, bahkan masih ada yang kuliah di UNISI…
tinggal croscekc aja ke beliau-beliau…
biarlah UNISI menyelesaikan masalahnya sendiri tanpa terganggu oleh permasalahan yang dibuat-buat…
Congratulation for UNISI to Acreditation.