www.detikriau.wordpress.com (KUINDRA) -Sejak meninggalnya Yulia (5), putri kedua Madi Jumat (16/9) pekan lalu dan beberapa orang warga Desa Sungai Buluh, Kecamatan Kuala Indragiri (Kuindra), menjadi trauma.
Bahkan sejak saat itu pula banyak warga setempat mulai eksodus (pindah) ke Tembilahan.
Saat ini kondisi warga Sungai Buluh dalam keadaan ketakutan, akibat serangan binatang yang belum jelas apa jenisnya.
Bahkan sebagian warga rela meninggalkan rumah tinggal mereka, akibat serangan dan gigitan binatang yang berujung pada kematian.
Inur (32) warga Sungai Buluh, saat dihubungi RPG, Jumat (23/9) menceritakan dirinya dan beberapa orang keluarganya sudah tiga hari pergi dari Sungai Buluh ke Kota Tembilahan, akibat takut digigit binatang jenis ular dan lipan, meski belum pasti apa jenis binatang tersebut.
‘’Anak, Mertua dan Kakak Ipar saya saat ini sudah mengungsi ke Tembilahan, akibat trauma,’’ cerita Inur.
Inur mengakui, meski terlihat bekas gigitan binatang pada tubuh beberapa korban baik yang sudah meninggal maupun yang menderita sakit, namun dirinya bersama warga lain tidak dapat melihat jenis binatang yang menggigit tersebut.
‘’Terus terang kami takut, tapi bukan berarti tidak percaya Tuhan,’’ ucapnya.
Untuk mencegah bertambahnya korban jiwa berbagai cara telah dilakukan warga, mulai dari mendatangkan para medis hingga mengundang para ulama.
Sebab dikhawatirkan serangan binatang yang belum diketahui jenisnya itu semakin bertambah.
‘’Almarhum Yulia kemarin menurut cerita keluarganya, racun atau bisa gigitan binatang itu sudah menjalar ke bagian Jantung dan Otak sehingga nyawanya tidak dapat tertolong lagi,’’ ungkap Inur, menceritakan peristiwa malang itu.
Camat Kuindra TM Syaifullah, ketika dikonfirmasi terkait persoalan tersebut tidak menampik kalau warganya ada yang meninggal akibat digigit binatang langka itu. Namun ia mengakui, sejauh ini di Sungai Buluh relatif aman, meski dan sebagai warga yang mengungsi.
‘’Memang ada yang meninggal, tapi kita tidak tahu apa penyebabnya. Berdasarkan informasi yang kita terima, anak yang meninggal tersebut habis pulang dari hutan dan bersama orang tuanya, terlihat di bagian tubuhnya bekas gigitan binatang,’’ cetusnya.
Sedangkan tujuh warga Sungai Buluh yang sakit, kata Syaifullah, saat ini kondisinya sudah berhasil disembuhkan. Jika menurut analisa para medis, rata-rata bekas gigitan hanya terdapat satu titik, seperti bekas gigitan nyamuk saja. Bukan menunjukan gigitan ular atau lipan, yang biasa bekas gigitanya dua titik.
‘’Alhamdulillah, dari hari Rabu (21/9) kemarin hingga saat ini warga Sungai Buluh tidak ada lagi yang mengalami sakit-sakit akibat digigit binatang dan sejenisnya. Walaupun ada itu biasa karena perubahan alam,’’ jelas mantan Camat Tempuling ini.
Syaifullah, berpesan kepada warga untuk tetap tenang dan berdoa kepada Tuhan, agar dijauhkan dari segala musibah. Sehingga tidak mengarah kepada hal yang berbau Syirik.
‘’Saya rasa masalah makhluk-makhluk yang aneh itu hanya isu saja,’’ tambahnya.(rpg)
BERITA TERHANGAT
Baznas Inhil Pastikan Data Penerima Zakat Berupa 3.000 Paket Premium Boxs Sudah Lengkap
Fhariq Cup U-40, Tim PGRI Bobol Gawang Lawan 4 Goal Tanpa Balas
Pusat Pendidikan Wawasan Kebangsaan di Kabupaten Inhil Resmi Terbentuk