Oktober 3, 2024

ORANG BUNIAN. SIAPAKAH MEREKA ?

Bagikan..

Bangsa Jin ataukan Manusia?

www.detikriau.wordpress.com (Artikel) – Setiap daerah memiliki kepercayaan tentang mahluk-mahluk bunian ini, di daerah Inhil Riau, orang Bunian diyakini adalah sebangsa Jin yang hidup secara berkelompok dan mendiami kawasan pesisir Inhil dan berpusat dikawasan sungai Mrusi. Mereka dipercayai dengan fisik menyerupai manusia namun dengan perbedaan yang terdapat pada bagian kaki. Menurut kisah yang diceritakan secara turun temurun, bangsa ini berciri khas dengan tumit kaki berada dibagian depan dan jari-jari kaki mengarah ke belakang. Aktifitas keseharian kelompok yang diyakini dari bangsa jin ini mirip manusia. Mereka juga makan, minum, berkeluarga, berdagang dan melakukan berbagai aktifitas lainnya seperti di alam manusia.

Komunitas ini sejak dulu diyakini sering melakukan komunikasi dengan kelompok manusia. Bahkan dahulu kala, Orang Bunian sering memberikan pertolongan kepada manusia, baik dalam memberikan bantuan pengobatan sampai kepada masalah kehidupan sehar-hari.

“Menurut cerita orang tua saya, dulu, setiap kali akan melakukan pesta hajatan, untuk kebutuhan perlengkapan pesta bangsa manusia sering meminjam peralatan dari orang bunian, seperti piring, sendok dan gelas.” Kisah mak iyang (67) seorang warga Inhil saat berbincang-bincang dengan detikriau.wordpress.com baru-baru ini di Tembilahan.

Dikisahkannya, setelah melakukan ritual khusus, peralatan-peralatan pesta ini diantar orang bunian melalui aliran sungai.

“Kalau sudah selesai, peralatan pesta tersebut kita kembalikan dengan cara menghanyutkannya kembali dialiran sungai. Tapi ingat, jangan sampai kurang karena mereka tidak akan meminjamkan lagi kalau peralatan tersebut dikembalikan tidak lengkap.” Sebut Mak Iyang.

Masih menurut Mak Iyang, untuk pesta tersebut, manusia juga mengundang kehadiran mereka. “biasanya mereka datang berwujud seperti manusia biasa, tapi ya itu, kaki mereka terbalik. Kedatangan dan Kepergian mereka ke pesta tersebut dengan cara ga’ib. Bahkan dulu juga dikisahkan banyak terjadi perkawinan bangsa manusia dengan orang bunian ini. Sampai saat ini, tanpa sengaja manusia sering berjumpa secara langsung maupun melalui alam mimpi.

Didaerah lainnya, bengkuli- Kerinci, Jambi, orang Bunian disebut sebabah yang merupakan satu bentuk yang mirip dengan manusia, hanya saja mereka bertubuh kecil dan berkaki terbalik.

Lebih kedaerah pedalamannya lagi ada juga kisah tentang mahluk Gugua, yang mempunyai perawakan berbulu lebat, pemalu dan suka menirukan tingkah laku dan perbuatan manusia. Konon pada zaman dahulu mahluk ini bisa ditangkap. Masyarakat dahulu menangkap mahluk ini dengan menyiapkan sebuah perangkap. Ada juga kisah tentang perkawinan mahluk ini dengan penduduk lokal dan mempunyai keturunan.

Di gunung Sebelat (Taman Nasional Kerinci) Orang bunian dipercaya merupakan komunitas manusia hutan. Masyarakat setempat menyebutnya Uhang Pandak. Salah satu peneliti asing yang bernama Deborah Martyr begitu sangat tertarik dengan legenda ini dan melakukan penelitian, namun hingga saat ini penelitian tersebut belum menunjukkan hasil. Istilah Uhang pandak adalah pengertian dari orang yang bertubuh pendek.

Mereka merupakan mahluk yang keberadaannya telah diketahui sejak ratusan tahun yang lalu, namun hingga saat ini sulit menemukan bukti fisik dan otentik tentang keberadaan mahluk ini. Keberadaan mereka sendiri sering dilaporkan oleh orang-orang yang secara tidak sengaja bertemu dengan mereka, banyak dari wisatawan dan peneliti mancanegara yang melakukan riset tentang alam Gunung Sebelat secara tidak sengaja bertemu dengan kumpulan mahluk ini.

Informasi yang berhasil dikumpulkan mampu memberikan gambaran tentang Uhang Pandak ini. Mereka adalah mahluk yang hidup di atas tanah, berjalan dengan kedua kakinya dengan tubuh yang diselimuti oleh bulu pendek (abu-abu hingga coklat) dan tinggi tubuh sekitar 80 cm hingga 150 cm. Beberapa ahli bahkan mengklasifikasikan Uhang Pandak sebagai bagian dari rantai evolusi yang mereka sebut “kera misterius”.

Selama tiga tahun terakhir, para peneliti lokal dan mancanegara telah menjelajah hutan dengan harapan dapat menemukan bukti keberadaan masyarakat Uhang Pandak. Mereka telah melakukan banyak cara dari mulai memasang kamera trapping di wilayah hutan terutama daerah dimana sering terjadi laporan penampakan para mahluk tersebut sampai dengan pembuatan perangkap untuk menangkap salah satu dari mahluk itu.

Para ahli merasa kawatir jika memang eksistensi keberadaan Uhang Pandak ini ada, bukan tidak mungkin mereka sedang terancam kepunahan sebagai akibat dari aktivitas penebangan dan penghancuran lingkungan mereka.

Selain uhang pandak banyak komunitas orang bunian lain yang dipercaya oleh masyarakat di berbagai daerah. Sebagian kepercayaan tersebut bahkan mengatakan bahwa komunitas masyarakat orang bunian itu bukan komunitas mahluk halus, namun suatu mahluk yang mirip manusia yang memiliki sedikit perbedaan dengan mahluk manusia, ada yang beranggapan mereka adalah ras manusia tersendiri dan merupakan bagian dari ras mahluk manusia kuno.

Terlepas dari benar tidaknya mereka adalah bagian dari mahluk halus ataupun ras manusia yang berbeda. Dunia masih menyimpan misteri yang harus terus dilakukan penelitian tentang keberadaan mereka. Bukankah berbagai peninggalan dan kerangka mahluk setengah kera atau yang baru-baru saja dtemukan mengenai manusia pendek dari Flores membuktikan ada suatu komunitas mahluk diluar manusia modern yang pernah ada dan bisa jadi mereka tersembunyi untuk suatu hari bisa ditemukan. (fsl)