TEMBILAHAN (www.detikriau.wordpress.com) – Dipenghujung pekan, sudah menjadi kebiasaan sebagian warga Tembilahan untuk berlibur bersama keluarga. Ini tentunya hal yang positif untuk kembali menyegarkan pikiran setelah lima hari penuh disibukkan dengan berbagai aktifitas kerja. Dengan kondisi kota Tembilahan yang sangat minim dengan tempat-tempat rekreasi, kebanyakan masyarakat Tembilahan memilih berlibur ke luar kota seperti ibu kota Provinsi, Pekanbaru. Dari ratusan kendaraan roda dua maupun roda empat yang mulai terlihat ramai menuju arah keluar kota sejak jum’at sore, tidak sedikit dari kendaraan yang melaju kencang itu terpasang tanda nomor kendaraan “berplat merah”. Yang menjadi pertanyaan, layakkah kendaraan yang khusus dipergunakan untuk penunjang kelancaran kerja ini dipergunakan diluar peruntukan?
Kenyataan seperti ini tentunya menjadi tandatanya dibenak masyarakat karena sepengetahuan mereka, kendaraan titipan rakyat ini seluruh pembiyaan untuk perawatan dan operasionalnya juga dibebankan melalui APBD, gunanya? Tidak lain agar sipenerima titipan fasilitas rakyat ini dapat lebih lancar melakukan berbagai aktifitas kerja yang pada akhirnya tentu untuk memberikan pelayanan yang terbaik pada masyarakat juga.
“Saya sendiri heran bang, apa memang dibenarkan kendaraan yang dibeli dari uang rakyat ini bisa seenaknya dipergunakan diluar jam kerja? Apalagi liburan jelas tidak ada kaitannya dengan tugas kedinasan,” Tanya Anwar (43), Jum’at (25/11/2011).
Menurut Anwar, sampai hari ini, karena memang tempat tinggalnya berada pada sisi jalan lintas provinsi, pemandangan mempesona ini sering mengganggu matanya.”Saya bukannya iri bang, sama sekali jauh dari rasa itu, hanya saja, mbok ya sadar dikitlah karena peruntukkan titipan kendaraan dinas itu sudah begitu jelas. Kalau nggak takut sanksi urusan di dunia, paling tidak malulah ketika nanti harus mempertanggungjawabkan barang amanah ini dihadapan Tuhan,” Sindirnya sambil mengingatkan.
Bukan hanya Anwar, rupanya kondisi nyeleneh ini juga banyak mengganggu benak masyarakat kota Tembilahan lainnya seperti Rian (17). Laki-laki berperawakan kurus dengan kulit putih bersih ini malah sambil tertawa kecil bertutur kalau ada masyarakat Inhil yang tidak mengetahui hal ini, itu baru namanya aneh.” Biasa bang, mungkin ya daripada ngerogoh kantong sendiri, ya aji mumpung, selagi ada kesempatan, kenapa nggak mau.” Ujarnya sambil tertawa renyai ketika ditanya terkait hal ini.
Dari pantauan, tidak hanya dihari libur, penggunaan kendaraan dinas yang diluar peruntukan juga menjadi pemandangan biasa setiap hari lainnya. Mulai dari mengantar pulang pergi anak sekolah, belanja keperluan pasar, jalan-jalan sore dan berbagai tetek bengek keperluan pribadi lainnya. Mirisnya, siapa yang bisa menertibkan penyalahgunaan seperti ini karena siapapun tau yang diberikan fasilitas kendaraan roda empat tentunya bukan PNS biasa. (fsl)
BERITA TERHANGAT
H Herman Dikukuhkan Sebagai Penasehat Yayasan NIB Ponpes Babussalam
Peringati Hari Pahlwan, Imigrasi Tembilahan Laksanakan Upacara Bendera
Kajari Inhil Bantah Adanya Nama Cabup Terlibat Kasus Baznas Inhil