Februari 18, 2025

LIMBAH BOCOR, PERUSAHAAN DIKENAI DENDA ADAT

Bagikan..

TEMBILAHAN (www.detikriau.wordpress.com) – Heboh ditemukannya mengapung ratusan ikan di anak sungai yang megalir di desa Keritang Hulu, Kecamatan Kemuning beberapa waktu lalu yang dituding akibat limpahan residu pengolahan sawit milik Pabrik Keritang Sawit (PKS) tidak dibantah oleh pihak manajemen. Hanya saja, menurut pihak manajemen, perusahaan telah membayar denda adat dan memberikan bantuan pembuatan sumur bor bagi masyarakat di lima dusun di desa Keritang Hulu.

“Kita tidak membantah, mungkin saja saat itu ada residu sisa pengolahan sawit pabrik kita yang mengalir ke-anak sungai dan katanya menyebabkan matinya ratusan ikan. Namun untuk kelalaian ini, kita sudah membayarkan denda adat kepada masyarakat setempat serta memberikan bantuan berupa pembuatan sumur sebagai sumber air bersih bagi masyarakat,” Jawab Deny Fernando (42), Putra Kelahiran Kabupaten Indragiri Hulu yang menjabat Manajer Operasional di PKS ketika dikomfirmasi melalui sambungan telepon selularnya, baru-baru ini.

Diceritakan Deny, dari hasil kesepakatan tokoh-tokoh masyarakat setempat, kalau pihak perusahaan berbuat salah dan menyebabkan kerugian bagi masyarakat, maka diharuskan untuk meminta maaf dengan cara mengganti kerugian seekor lembu. Menurut Deny, memenuhi denda itu, perusahaan membayarkan denda hukum adat senilai Rp. 50 juta dan membuatkan sumur sebanyak 5 s/d 6 buah ditiap-tiap dusun. “Desa Keritang Hulu berbatasan langsung dengan Kabupaten Inhu, saya merasa ini juga kampung halaman saya. Jadi mana mungkin saya mau menyengsarakan saudara saya sendiri. PKS hanya sebuah perusahaan kecil yang pastinya juga tetap berorientasi profit namun pertimbangan sosial tetap menjadi tolak ukur utama dalam setiap kebijakan,” Ujarnya memberikan penjelasan.

Kepala Dusun Tua Desa Keritang Hulu Kecamatan Kemuning, H.Zainudin membenarkan bahwa pihak perusahaan sudah memberikan bantuan pembuatan sumur bagi masyarakat dusunnya. Menurut Kadus, dari hasil kesepakatan masyarakat di dusunnya, dana untuk pembuatan sumur itu kini dipergunakan untuk mendirikan tambahan ruang kelas di Sekolah Dasar yang ada di didusunnya.”saat ini masyarakat sudah kebali mempergunakan air sungai untuk berbagai kebutuhan harian. Alhamdulillah sekarang tidak ada masalah lagi,” Ujar Kadus ketika sempat ditemui dikediamannya baru-baru ini. (fsl)