Ibrahimovic dan Sihir ‘Ibracadabra’ yang Tak Mengenal Tua
ARB INdonesia, OLAHRAGA – Mantan pemain Manchester United dan timnas Swedia, Zlatan Ibrahimovic tengah merayakan hari kelahirannya yang ke 38 tahun, pada Kamis (3/10) ini.
Ibrahimovic lahir di Malmo, Swedia, 3 Oktober 1981 dari pasangan keluarga Imigran. Sang ayah yang bernama Sefic berkebangsaan Bosnia, sedangkan sang ibu Jurka Gravia adalah warga negara Kroasia.
Perceraian orang tua menjadi kenyataan yang harus dihadapi Ibrahimovic kecil. Ayah dan ibunya berpisah saat Ibra baru berusia dua tahun. Ia pun akhirnya tinggal bersama sang ibu dan ayah tirinya dan tumbuh menjadi pencinta sepak bola.
Ibra mengawali karir sepak bola dengan bergabung bersama klub kota kelahirannya, Malmo FF tahun 1996. Tiga tahun kemudian, penyerang jangkung itu masuk ke tim utama. Sejak 1999 hingga 2001, Ibra main 47 kali dan mencetak 18 gol di berbagai ajang.
Memasuki tahun 2001, Ibra pun mulai mendapat kesempatan membela timnas Swedia.
Karier Ibra berlanjut ke Ajax yang mengeluarkan dana transfer 7,8 juta euro kepada Malmo. Di bawah asuhan pelatih Ronald Koeman, permainan Ibra mulai berkembang hingga membuat namanya ikut melonjak naik meski terkenal memiliki emosi yang meledak-ledak.
Ibra berhasil membawa De Godenzonen mengangkat trofi di liga Belanda sebanyak dua kali, dan sempat mencicipi sekali piala KNVB.
Sukses tiga musim di Belanda, Ibra pun hijrah ke Italia dengan bergabung bersama Juventus di tahun 2004 dengan nilai transfer sebesar 16 juta euro. Di Juventus, Ibra menjadi pemain inti dan turut mengantarkan skuat Bianconeri menjadi juara Liga Italia, namun gelar tersebut dibatalkan lantaran Juventus disebut terlibat dalam pengaturan skor dan harus turun ke Serie C1.
Juventus turun kasta, Ibra pun memutuskan pindah ke Inter Milan. Bergabung ke Inter membuat kemampuannya semakin terasah dan sering menjadi pemain kunci di setiap pertandingan. Hal ini terbukti hanya dalam kurun waktu tiga tahun, ia mampu menyumbangkan Scudetto atau kampiun Liga Italia.
Tepat di tahun 2009, Ibra pindah ke Spanyol untuk bergabung dengan Barcelona di bawah kepelatihan Pep Guardiola.
Pada awal musim Ibra menunjukkan tajinya dengan berhasil mencetak gol di laga-laga penting seperti El Clasico. Namun di tahun 2010 performanya sempat menurun. Hal ini kerap dikaitkan dengan hubungan yang tidak harmonis dengan Guardiola.
Manajemen Barcelona pun melepas Ibra ke AC Milan. Pulang ke Italia, Ibra kembali mengangkat trofi Liga Italia
Tahun 2011 Milan membelinya secara permanen dari Barcelona. Namun kebersamaan Ibra dan Milan tak bertahan lama. Pada bulan Juli 2012, Ia resmi dipinang klub raksasa asal Prancis, Paris Saint-Germain. Selama menjalani empat musim bersama Les Parisiens dan selalu merajai Ligue 1, Ibra menunjukkan ketajamannya di lini depan dengan mengemas 156 gol dari 180 laga.
Musim 2016/2017 Ibra hengkang ke Liga Inggris untuk bergabung dengan Manchester United. Tak mampu membantu MU meraih trofi liga domestik, Ibra turut andil dalam keberhasilan The Red Devils di Liga Europa.
Awal tahun 2018, Ibrahimovic sudah dispekulasikan bakal pindah dari Old Traffod. Hal ini disebebkan cedera hamstring yang dialaminya membuat ia tak lagi mendapatkan kepercayaan Jose Mourinho untuk bermain secara reguler.
Ia pun akhirnya memilih melanjutkan karier sepak bolanya di liga Amerika Serikat dengan bergabung bersama LA Galaxy. Dalam kurun waktu lima bulan pertama sejak kepindahannya, Ibra sudah mencetak 20 gol. Namun hingga kini Ibra belum mampu mengantar Galaxy meraih gelar.
Di usia yang menginjak 38 tahun, sihir dan ketajaman Ibrahimovic belum sirna. Ia sudah mengemas 51 gol dari total 55 laga bersama LA Galaxy.
Di level timnas Swedia, Ibrahimovic juga punya warisan bersejarah. Peninggalannya di timnas Swedia adalah 62 gol yang membuat Ibra menjadi top skor tim Viking Kuning.
Arogansi dan kepiawaian Ibra seperti berjalan beriringan. Tingkah yang kadang terkesan pongah dibarengi dengan catatan-catatan impresif di lapangan hijau. Selain itu, Ibrahimovic dikenal sebagai pencipta gol-gol indah, mulai dari tendangan voli, tendangan keras jarak jauh, hingga tendangan akrobat yang didukung oleh teknik taekwondo miliknya.
Tak heran julukan ‘Ibracadabra’ melekat pada sosok yang membuat decak kagum lantaran seolah ada sihir yang melekat dalam setiap sentuhan dengan si kulit bundar.
Julukannya kali ini tak lepas dari naluri gol sang striker di lapangan bak sebuah sihir yang dapat membuat orang berdecak kagum saat ia mencetak gol. Sihir itu bahkan masih terlihat kuat, ketika Ibrahimovic meninggalkan Eropa yang dianggap kiblat sepak bola.
Selamat ulang tahun, Zlatan Ibrahimovic!
Sumber CNN Indonesia