Maret 29, 2024

Gatot Nurmantyo: Saya Sudah Tidak Punya Anak Buah, Bagaimana Caranya Menggulingkan Pemerintahan?

Bagikan..

Presidium KAMI Gatot Nurmantyo. Foto: Youtube Refly Harun

ARBindonesia.com, JAKARTA – Banyak pihak menilai, Koalisi Aksi Menyelamatkan Indonesia (KAMI) sarat dengan kepentingan politik.

Bahkan, tidak sedikit yang menganggap bahwa gerakan itu memiliki tujuan untuk menggulingkan Pemerintahan yang sah.
Namun anggapan itu dibantah salah satu inisiator KAMI, Gatot Nurmantyo.

Menurut Gatot, tudingan itu sama sekali tidak mendasar. Pasalnya, dirinya kini sudah tidak memiliki ‘power’.

Pun demikian dengan Din Syamsuddin yang menjadi ‘sejolinya’ dalam KAMI.

Hal itu disampaikan mantan Panglima TNI itu dalam video wawancara di akun Refly Harun yang dikutip pada Minggu (18/10/2020).

“Saya dan Pak Din Syamsuddin itu punya apa? Saya sudah rakyat biasa, pensiunan tentara. Kemudian Prof Din Syamsuddin juga bukan lagi Ketum PP Muhammadiyah,” ujarnya.

Karena itu, Presidium KAMI itu pun mempertanyakan tudingan miring yang dialamatkan kepada dirinya.

“(Saya) Sudah tidak punya anak buah. Bagaimana caranya menggulingkan pemerintahan?” sambungnya.

Gatot pun mempertanyakan tudingan penggulingan pemerintahan yang dialamatkan kepada dirinya.

“Apakah selama ini saya memang ada indikasi seperti itu?” tanya dia.

Menurut Gatot, tudingan ini ada lantaran muncul spanduk ‘Turunkan Jokowi’ saat deklarasi KAMI di Tugu Proklamasi.

Hal itu kemudian disambung dengan adanya demo dengan mengusung isu yang sama.
Sejak saat itu, KAMI langsung dicap ingin menggulingkan pemerintahan yang sah.
“Padahal yang masang (banner) siapa, kami sendiri tidak tahu kok,” katanya.

Setelah kejadian itu, lanjut Gatot Nurmantyo, setiap ada KAMI selalu ada penolakan dari masyarakat.

Dalam penolakan tersebut, kata dia, seolah-olah KAMI adalah sesuatu yang sangat berbahaya.

“Berbanding terbalik dengan tujuan KAMI dan yang dilakukan. Ya, saya ketawa saja,” tuturnya.

Gatot menegaskan, sejawal awal terbentuk, KAMI sudah menyatakan bahwa KAMI adalah organisasi perjuangan yang penuh tantangan, hambatan dan ancaman.


“Siapkan mental, karena kadang-kadang menyuarakan kebenaran itu sulit. Lebih sulit dibandingkan menyuarakan ketidakbenaran,” ujarnya. (*)

Sumber pojoksatu.id