Desember 9, 2024

DULU JALAN BERASPAL HOTMIX, KINI, BAK KUBANGAN SAPI

Bagikan..

TEMBILAHAN (www.detikriau.wordpress.com) – Ruas jalan yang menghubungkan tiga Kecamatan yakni Kecamatan Keritang, Kecamatan Kemuning dan Kecamatan Kempas, kini kondisinya sudah sangat memprihatinkan. Ruas jalan yang dulunya mulus beraspalkan hotmix ini dalam hitungan bulan sudah dipenuhi lobang mengangga dan becek. Dimusim penghujan, ruas jalan ini tidak lebih dari kubangan lumpur yang sangat membahayakan pengguna jalan. Luluh lantak jalan penghubung ini dituding masyarakat sebagai akibat angkutan ratusan kendaraan truk dengan kapsitas puluhan ton.

“Kita mau bilang apa lagi bang, dulu jalan ini begitu mulus dan menjadi kebanggan masyarakat setempat. Tapi setelah setiap harinya ratusan kendaraan truk dengan kapasitas angkutan mencapai puluhan ton, badan jalan ini menjadi hancur.”Keluh Yadi, warga setempat saat bertemu di lokasi jalan kilometer VIII Kecamatan Kempas, senin (26/12/2011).

Menurut Yadi, dulu, disaat jalan masih bagus, dari pasar kilo VIII menuju Rumbai jaya, ia hanya butuh waktu dalam hitungan puluhan menit. Namun saat ini, waktu tempuh bertambah 3 sampai empat kali lipat.”Gimana kita mau cepat bang, lihat saja kondisi jalan hari ini, lubang dan kubangan lumpur hampir memenuhi seluruh badan jalan. Kalau gegabah, alamat wajah kita akan berbedak lumpur,”Ungkapnya sambi bergurau.

Apa yang dingkapkan Yadi juga diamini oleh Herman, warga rumbai jaya yang setiap hari melintasi jalur jalan ini untuk berdagang blak-balakan mengakui biang kerusakan jalan ini nyata disebabkan angkuatan truk batubara milik PT. Riau Bara Harum (RBH).”mau bilang apa lagi pak. Memang dijalur jalan ini ratusan truk setiap harinya melintas tapi yang jelas, truk angkutan milik PT.RBH yang paling memegang peran kerusakan ruas jalan ini. Coba bapak lihat sendirilah, bobot kosong truk itu saja, 10 sampai 12 ton ditambah muatan lebih dari 30 ton. Dengan bobot kendaraan seberat ini. Tentulah badan jalan ini akan luluh lantak,”Ucapnya dengan nada kesal.

Akibat semua ini, tambah Herman, aktifitasnya sebagai seorag pedagang juga menjadi terhambat.”kita rakyat kecil tak bisa apa-apa pak. Saat kondisi jalan luluh lantak sperti ini, apa tanggungjawab pihak perusahaan?(fsl)