www.detikriau.wordpress.com (TEMBILAHAN) – Kinerja pelayanan RSUD Puri Husada Tembilahan, makin mendapat sorotan publik. Bahkan belakangan sorotan ini semakin tajam karena dituding ada permainan antara manajemen rumah sakit daerah tersebut dengan pihak RS Indragiri.
“Terus terang kita merasa heran, kenapa belakangan ini setiap ada pasien yang agak gawat selalu dirujuk ke RS Indragiri. Padahal sebelumnya, pasien gawat seperti itu selalu mampu ditangani di RSUD Puri Husada Tembilahan, makanya wajar saja kalau belakangan ini beredar rumor tidak sedap terkait persoalan tersebut,” kata Isan salah seorang warga, ketika berbincang dengan Www.detikriau.wordpress.com, Ahad kemaren.
Kondisi ini diperparah dengan kurangnya pasien yang mau berobat ke RS Indragiri. Padahal manajemen tentunya terus mengeluarkan anggaran besar untuk biaya operasional rumah sakit dan gaji karyawan. Bahkan semua dokter yang bekerja di RS tersebut, adalah mereka yang bertugas di RSUD Puri Husada Tembilahan.
“Untuk menutup biaya operasional RS Indragiri yang besar, bisa saja ada kemungkinan skenario mengalihkan pasien kesana. Padahal yang nama rumah sakit swasta tentunya biaya lebih besar dan tidak mungkin bisa ditanggulangi oleh masyarakat miskin di Inhil kalau mesti dirujuk kesana,” kata Isan lagi.
Sementara itu dari salah seorang pemakai akun facebook di Inhil tudingan terhadap RS Indragiri terus terjadi. Bahkan dalam akun tersebut, pihak manajemen RS Indragiri, dituding telah merampok peralatan medis daerah yang diperuntukan untuk RSUD Puri Husada dan RSUD Guntung ibu kota Kecamatan Kateman.
Mansun seorang Praktisi PKB yang duduk sebagai Anggota Komisi IV DPRD jauh-jauh hari sudah mewanti-wanti untuk melakukan antisipasi guna memberikan pelayanan terbaik bagi masyarakat. Ketiadaan benang tersebut, apapun jenisnya menurutnya sangat mengecewakan. Seharusnya tidak ada alasan untuk hal-hal seperti ini. Bagaimanapun caranya pihak rumah sakit harus selalu siap.“Mana mungkin pasien harus menuggu. Jadi ya pihak RS harus siap untuk antisipasi apapun kejadian medis yang mungkin terjadi,” ujar Mansun.
Ditambahkan Mansun, informasi kejadian ini akan segera dibawanya ke komisi untuk melakukan tindakan perbaikan agar kedepan pelayanan yang sangat memalukan seperti ini tidak terulang kembali.
Kejadian seperti itu dari informasi yang dihimpun oleh Www.detikriau.wordpress.com sudah sangat sering terjadi. Bahkan beberapa waktu lalu Ketua DPRD Inhil HM Raus Walid sempat merasakan hal yang sama ketika akan mengecek kesehatan disana. Pada saat itu Ketua DPD Golkar Inhil tersebut ingin melakukan Röntgen untuk mencek kesehatan.
“Saat itu ketika bapak ingin mencek kesehatan dengan melakukan Röntgen dikatakan alat tersebut rusak. Lalu bapak diarahkan untuk mencek kesehatan di RS Indragiri yang ada di jalan Trimas,” kata orang dekat Ketua DPRD saat berbincang dengan Www.detikriau.wordpress.com.
Sementara itu Dirut RSUD Puri Husada Tembilahan Rasul Alim ketika dikonfirmasi Www.detikriau.wordpress.com terkait persoalan tersebut, mengakui memang benar bahwa benang menjahit arteri kebetulan sedang kosong. Karena memang geografis Inhil yang jauh, meski sudah dipesan barang tersebut tidak bias sampai dalam waktu cepat, melainkan dua tiga hari kedepan.
“Khusus untuk pasien loka bacok anggota TNI kemaren, sebenarnya benang yang dibutuhkan sudah kita dapatkan. Hanya saja memang karena luka di kepala pasien sangat serius, dan alat untk menghentikan pendarahan luka di bagian kepala milik kita sedang ada masalah, makanya kita suruh untuk di rujuk di RS Indragiri,” kata Rasul Alim, ketika dikonfirmasi oleh Www.detikriau.wordpress.com, melalui HP, Ahad, (24/7). (Nejad)
BERITA TERHANGAT
Kenapa Saat Imlek Hujan Selalu Turun, Ini Penjelasannya
Tahukah Kamu Mengapa Pi Network Dikembangkan Secara Tertutup?
Wajib Tau! Ini Kesamaan dan Perbedaan Utama Antara