www.detikriau.wordpress.com (TEMBILAHAN) – Rasa sedih, marah, kecewa, itulah gambaran untuk mencerminkan perasaan hati masyarakat Desa Selat Nama, Kecamatan Tanah Merah bila melihat ratusan hektar bekas lahan K2i yang sekarang hanya ditumbuhi oleh ribuan batang pohon nifah. Padahal sebelumnya, masyarakat sudah membangun asa yang sedemikian tinggi untuk mampu merobah nasib mereka kalau nantinya proyek kebun K2i di Desa mereka berhasil. Namun kini impian itu hanya jadi sekedar bunga mimpi.
Sekedar rilis kebelakang, sekitar tahun 2006-2007 yang lalu, Pemrov Riau dan juga Pemkab Inhil telah menjalin kerjasama untuk pembuatan kebun K2i yang memang menjadi program priotas utama. Hampir sebagian besar belanja pembangunan diarahkan kesektor tersebut. Karena memang program ini dinilai sangat baik untuk memperbaiki taraf kehidupan masyarakat.
Seperti juga di Inhil, pada ketika itu Pemkab Inhil mendapat proyek pembangunan kebun sawit K2i melalui dana sharing dengan Provinsi Riau dengan pagu dana sekitar 3.9 milyar denagn luasan areal 450 hektar di Desa Selat Nama Kecamatan Tanah merah. Tentunya proyek tersebut disambut suka cita oleh masyarakat karena dipandang punya prospek cerah bagi kehidupan mereka kedepan.
Tapi dengan berjalannya waktu, apa yang diimpinkan ternyata tidak sesuai dengan kenyataan. Ratusan hektar kebun K2i ternyata membuah kekecewaan yang mendalam. Entah karena kesalahan siapa, apakah manusia selaku pelaksana, ataukah memang alam disana yang tidak mendukung untuk dilaksanakan proyek tersebut.
“Sekarang ratusan hektar hamparan lahan kebun sawit K2i yang pernah menjadi impian masyarakat untuk merobah nasib telah berganti dengan ribuan batang pohon nifah yang tumbuh subur. Terus terang, tidak bisa saya gambarkan bagaimana perasaan masyarakat di Sesa Selat Nama, ketika lewat dan memandang bekas lahan tersebut,” kata Yadi salah seorang warga disana kepada www.detikriau.wordpress.com melalui HP Rabu, (20/7).
Masih menurutnya, ada banyak faktor memang yang menyebabkan proyek tersebut gagal. salah satunya adalah perencanaan yang tidak matang. Sebelum dilaksanakan, sarana pendukung seperti tanggul dan lainnya tidak diperhatikan dengan seksama. Padahal itu adalah hal yang sangat fital, karena Desa Selat Nama adalah kawasan pesisir yang mudah terkena intrusi air laut.
Selain itu, orang-orang yang ditunjuk dan melaksanakan proyek tersebut terkesan hanya mengambil keuntungan tanpa memikirkan keberhasilan proyek yang dimaksud. Makanya didalam pelaksanaan, terkesan asal jadi.
Selain itu, memang kawasan ini adalah kawasan pesisir, tentunya sangat mudah untuk terkena terjangan air asin, meski telah disiapkan tanggul yang cukup baik untuk menahannya.
“Rasanya untuk kegagalan proyek kebun K2i di desa kita, adalah komplikasi semua bentuk permasalahan yang saya sebutkan di atas. Yang bisa kita lakukan sekarang adalah meratapi kegagalan yang terjadi,” imbuhnya. (Nejad)
BERITA TERHANGAT
Kenapa Saat Imlek Hujan Selalu Turun, Ini Penjelasannya
Tahukah Kamu Mengapa Pi Network Dikembangkan Secara Tertutup?
Wajib Tau! Ini Kesamaan dan Perbedaan Utama Antara