Desember 5, 2024

Kerusakan Jalan Penghubung Sungai Luar ke Sungai Piring Jadi Keluhan

Bagikan..

www.detikriau.wordpress.com (TEMBILAHAN) – Kerusakan jalan lintas dari sungai luar ke sungai piring dari hari kehari semakin mengkhatirkan. Banyaknya lubang-lubang dan hancurnya badan jalan semakin mempersulit masyarakat yang sering melintasinya dalam berpergian.
Infrastruktur jalan merupakan salah satu faktor penting dalam pertumbuhan ekonomi suatu daerah, banyak sekali orang yang demi memenuhi kebutuhan hidupnya dari adanya jalan penghubung dari suatu daerah kedaerah lain. jika infrastruktur jalan tersebut baik maka dapat dipastikan pertumbuhan ekonmi daerah tersebut akan baik pula.
Kerusakan jalan sungai luar ke sungai piring ini yang paling dampak kesulitan dalam melintasi jalan tersebut adalah para pedagang keliling yang mengejar pasar dalam berdagang. “Sebagai pedagang keliling yang mengejar pasar dalam berdagang tentu saja kami merasakan kesulitan yang berat dalam melintasi jalan dari sungai piring menuju sungai luar tersebut. Orang yang tidak membawa barang saja merasakan sulit apalagi kami yang membawa barang dagangan,” kata Yani, salah seorang pedagang keliling yang sering membawa dagangannya kedesa-desa dengan melintasi jalan tersebut, selasa (19/07).
Kerusakan jalan tersebut disamping merugikan banyak pihak, namun ternyata membawa keberuntungan di pihak lain. Hal tersebut dikarenakan ada beberapa warga yang menarik keuntungan dari kerusakan jalan tersebut dengan cara memperbaiki dan menimbun jalan-jalan yang rusak parah dan berlobang besar.
“Ada beberapa warga yang memperbaiki dan menimbun dibeberapa titik yang rusak parah dan berlobang. Dari pekerjaan yang telah dilakukan itu, mereka meletakkan kotak di tengah jalan untuk meminta kepada pengguna jalan sebagai pengganti biaya perbaikan,” katanya.
Apa yang dilakukan oleh warga tersebut walau cukup menjengkelkan menurutnya masih bisa ditolerir karena apa yang mereka perbuat ini dinilai lebih baik dan lebih bertanggung jawab dari apa yang dilakukan oleh pemerintah.
“Saya berkata demikian karena dalam hal ini mereka meletakkan kotak sumbangan tersebut sambil berkerja dan hasil kerja mereka kelihatan, sedangkan dengan pemerintah, pajak kendaraan dibayar oleh masyarakat dengan biaya yang sudah ditentukan namun hasilnya tidak ada,” katanya lagi.
Berapa banyak pajak yang sudah dibayar oleh masyarakat yang tinggal didaerah teluk pinang, sungai piring dan masih banyak desa-desa lagi yang menggunakan jalan tersebut untuk pergi ke kota tembilahan setiap tahunnya tapi jalan yang mereka bayar pajak tersebut tidak kunjung diperbaiki bahkan dibiarkan bertambah rusak.
“Mereka yang bayar pajak kendaraan tersebut tentu ingin jalan yang mereka lewati bagus. Apakah mereka hanya dituntut untuk melakukan kewajibannya saja tapi hak mereka tidak dipenuhi oleh pemerintah?,” katanya penuh tanda tanya.
Mereka, para pejabat digaji mahal dari uang hasil pajak, sedangkan pajak dibayar oleh rakyat, sangat ironis kelihatannya jika para pejabat yang sudah digaji mahal dan berpendidikan namun tidak menjalankan fungsinya. Pejabat seperti ini terkesan tidak punya tanggungjawab atas uang rakyat yang menjadi gaji mereka untuk memenuhi kebutuhan hidupnya..
“Lihat saja warga yang memperbaiki jalan tersebut, mereka yang tidak berpendidikan tinggi dan tidak mendapat sumbangan yang banyak dari para pengendara yang lewat, tapi mereka tetap berkerja dengan semangat tidak perduli panasnya terik mentari, mereka jauh lebih mempunyai rasa berterimakasih dan rasa tanggung jawab dibandingkan dengan para pejabat yang digaji mahal dan berkerja dengan enak dan tenang dibalik meja yang bagus dan diruangan ber AC,” imbuhnya. (Wawan)