September 11, 2024

M Nasir Temukan Dugaan Penyalahgunaan Minyak Bersubsidi di SPBB Tembilahan, Polres Inhil Lakukan Pemeriksaan

Suasana tongkang tempat pengisian BBM di perairan indragiri, tepatnya di parit 13 Tembilahan Kota depan pelabuhan RSUD Puri Husada Tembilahan. (Foto ini dipotret oleh Muhammad Nasir saat melakukan sidak di SPBB milik H Zainal), Jumat (04/08/2023).

Bagikan..

ARB INdonesia, INDRAGIRI HILIR – M Nasir anggota DPR RI Komisi VII menemukan Stasiun Pengisian Bahan Bakar Bunker (SPBB) di Tembilahan, Kabupaten Indragiri Hilir (Inhil) yang diduga melakukan penyalahgunaan minyak bersubsidi dengan melakukan penjualan minyak tanpa menggunakan nozzle atau mesin pompa digital (pencatatan elektronik).

Terungkapnya hal itu diketahui saat M Nasir melakukan kunjungan kerja ke negeri yang berjuluk ‘Hamparan Kelapa Dunia’ dan hendak melakukan perjalanan ke wilayah pesisir Inhil menggunakan tranportasi air pada Jum’at (04/8/2023).

Dalam temuannya dilokasi SPBB yang diketahui menjadi satu-satunya penjualan minyak yang beroperasi diatas air, anggota DPR RI dari partai Demokrat itu menemukan cara penjualan yang aneh dengan sistem penjualan kaleng, selain itu ditemukan juga banyaknya timbunan minyak di dalam tengki, drum dan kaleng di tempat penjualan yang berlokasi di parit 13 Tembilahan Kota, tepatnya didekat pelabuhan Rumah Sakit Umum (RSUD) Puri Husada Tembilahan.

“Saya menemukan penjualannya dengan sistem penjualan kaleng, harusnya menggunakan nozzle atau mesin pompa digital (pencatatan elektronik) sebagai dasar perhitungan minyak subsidi, namun tidak digunakan,” ungkap Nasir dalam pemberitaan yang telah dimuat sebelumnya.

Padahal sangat jelas dalam Peraturan Presiden Nomor 191 Tahun 2014, untuk meningkatkan akuntabilitas data penyaluran Jenis BBM Tertentu (JBT) perlu menggunakan pencatatan elektronik yang dapat mengidentifikasi penggunaan dan penyalurannya di titik serah penyalur (ujung nozzle) oleh Badan Usaha Pelaksana sebagai dasar perhitungan subsidi.

“Mereka menggunakan ember (kaleng), harusnya menggunakan nozzle sesuai meteran kompa, ini salah satu meningkatkan pengawasan BBM besubsidi (minyak solar),” terangnya.

Tak hanya itu, M Nasir juga menduga kuat ada penyalahgunaan BBM bersubsidi, menurutnya pihak pengelola bisa saja diduga menjual ke pihak industri atau perushaan.

“Soalnya ditemukan banyak jerigen. Mau dibawa kemana jerigen itu,” tukasnya.

Nasir juga menegaskan, jika Badan Usaha Pelaksana itu menjual BBM tidak sesuai aturan dan regulasi, itu sebuah kejahatan yang sangat merugikan masyarakat. Pasalnya pemerintah telah mengeluarkan anggaran untuk menjaga penyaluran BBM bersubsidi kepada masyarakat.

“Jelas ini sebuah kejahatan merugikan masyarakat. Harga solar Rp10.000, padahal harga standarnya Rp 6.500. Berapa banyak anggaran yang digelontorkan pemerintah untuk penyaluran BBM subsidi,” tegasnya.

Atas temuanya saat itu, M Nasir Nasir meminta kepada pertamina untuk melakukan pemberhentian proses penjualan BBM di SPBB milik Zainal tersebut. Ia juga meminta kepada pihak Pertamina melakukan audit, dan meminta kepada Polres Inhil melakukan penyelidikan dan pengusutan penyalahgunaan BBM bersubsidi.

“Penemuan kejanggalan penjualan BBM di tongkang itu telah saya serahkan ke Polres untuk dilakukan pengusutan lebih lanjut. Harus dilakukan tindak pidana tegas,” tegas M Nasir.

Atas laporan itu, pihak kepolisian dari Polres Inhil saat ini tengah melakukan pemeriksaan atas dugaan penyalahgunaan minyak bersubsidi pada SPBB tersebut.

“Tengah pemeriksaan, nanti kita infokan kembali,” ungkap Kasat Reskrim, AKP Anggi Rian Diansyah saat dikonfirmasi ARB INdonesia mengenai tindak lanjut dugaan penyalahgunaan BBM bersubsidi yang berlokasi di parit 13 Tembilahan Kota, tepatnya di dekat pelabuhan Rumah Sakit Umum (RSUD) Puri Husada Tembilahan, Minggu (6/8/2023).

Untuk ketahui, sejak adanya temuan dugaan penyalahgunaan minyak bersubsidi pada SPBB tersebut, segala aktivitas penjualan minyak hingga saat ini tengah dihentikan.

Atas hal itu, dampaknya langsung dirasakan bagi pelaku usaha jasa angkutan transportasi air dan pengguna transportasi air lainnya, dikarenakan sulitnya untuk mendapatkan bahan bakar melalui jalur air atau sungai dalam jumlah yang cukup.

Bahkan dalam pemberitaan yang telah dimuat beberapa media menyebutkan terdapat transportasi laut dengan rute Tembilahan-Batam tidak dapat beroperasi dikarenakan tidak mendapatkan BBM. (Redaksi-Arb)