Kontroversi LGBT di Jerman dan Dampak Negatifnya
Ilustrasi, Bendera Pelangi Atau Bendera LGBT. Net
KONTROVERSI LGBT DI JERMAN DAN DAMPAK NEGATIFNYA, oleh : AYU SRIANA
ARB INdonesia, PEKANBARU – Apa itu LGBT?,
LGBT merupakan singkatan dari Lesbian, Gay, Biseksual dan Trangender, istilah ini digunakan semenjak tahun 1990-an dan menggantikan frasa “komunitas gay” karena istilah ini lebih mewakili kelompok-kelompok yang telah disebutkan.
Terkadang istilah LGBT digunakan untuk semua orang yang tidak heteroseksual, bukan hanya homoseksual, biseksual, atau transgender.Istilah LGBT sangat banyak digunakan untuk memperlihatkan diri. Istilah ini juga diterapkan oleh mayoritas komunitas dan media yang berbasis identitas seksualitas dan gender di Jerman dan beberapa negara lainya.
Penyebaran LGBT di Negara Jerman berkembang cepat pada tahun 1920 an, LGBT pada umumnya ditoleransi oleh masyarakat dan terdapat banyak bar dan klub yang dibuka untuk laki-laki gay, namun LGBT atau aktivitas seks sesama jenis baru di legaslisasikan di Jerman bagian timur pada tahun 1968 dan di Jerman bagian barat tahun 1969, dan batas usia untuk berhubungan seks lalu disamakan dengan batas usia seks lawan jenis pada tahun pada tahun 1994.
Tepatnya pada bulan oktober 2017 silam presiden jerman Frank-walter steinmeier menandatangani undang-undang atas legimasi LGBT. Namun permerintah jerman tidak langsung menyetujuinya melaikan melakukan voting terlebih dahulu.
Oleh karena itu undang-undang tersebut mempunyai kekuatan penuh. Sebelum di sahkan nya legalisasi dijerman pasangan sejenis tidak bisa menikah dan hanya bisa mencatatakan status hidup bersama ke kantor catatan sipil.
Dengan berlakunya undang-undang pengesahan nikah sejenis banyak di antara masyakat jerman bersuka ria dan menyambut baik terhadap legimasi tersebut.
Namun demekian permyataan LGBT dan pengakuan bahkan pengesahan nya menimbulkan berbagai kontroversi dan jugan kecaman. Persoalan ini tidak hanya menjadi perdebatan diantara kaum agamawan,namun juga telah menyentuh bidang-bidang yang lain misalnya persoalan etis,kesehatan dan ilmu pengetahuan serta persoalan Hak Asasi Manusia (HAM).
Beberapa pihak perdebatan LGBT ini sebenarnya sama tua dengan sejarah kitab suci (terutama berkaitan dengan kisah Sodom dan gomora,namun menjadi perdebatan dalam ranah yang lebih luas pada tahun 1960,ketika LGBT (hampir seluruh eropa) secara tegas menuntut kesamaan hak dengan warga lainnya tanpa membedakan orientasi seksualnya. Berlanjut di Amsterdam,pada tanggal 4 mei 1970 aksi kelompok gay Muda Amsterdam melakukan aksi nasionaluntuk para korban meninggal akibat kekerasan yang dialami korban homoseksual.
Baik individu maupun kelompok yang terdiri dari 7152 group lesbian dan gay memberi dukungan dan antusiasme terhadap LGBT dari seluruh dunia internasional.Diantara negara-negara itu adalah Kanada, Swedia, Finlandia dan beberapa negara di Eropa dan negara bagian Amerika Serikat.
Penolakan LGBT ini tidak hanya datang dari kaum keagamaan,tetapi juga telah menyentuh kepada golongan elit dari para pemimpin bangsa yang engan tegas menolak LGBT, bahkan menyesalkan keputusan badan kesehatan dunia yang memberikan bantuan dana untuk mensosialsasikan gerakan LGBT ini.
Di Indonesia, LGBT juga mendapat perhatian dan juga tanggapan yang sangat beragam. Hal ini terlihat dari perdebatan-perdebatan yang terjadi di media sosial semisal facebook, twitter, bahkan juga telah banyak dilakukan banyak seminar dan kegiatan-kegiatan yang bertemakan LGBT. Pokok utama dari berbagai pendapat bahwa LGBT di anggap tidak sesuai dengan kebudayaan dan ke agamaan di Indonesia.
Dampak negatif LGBT terhadap kesehatan bisa mengakibatkan Kanker anal atau dubur para gay melakukan hubungan sek anal sehingga mereka memiliki resiko tinggi terkena penyakit kanker anal,bahkan Kanker Mulut kebiasaan melakukan oral seks bisa menyebabkan kanker mulut.
Sebab, faktanya rokok bukanlah satu-satunya penyebab kanker mulut terjadi. Hal ini sesuai dengan studi di New England Journal of Medicine yang dimuat di situs Dallasvoice dan HIV/AIDS umumnya, para LGBT memiliki gaya hidup seks bebas dengan banyak orang sehingga kecenderungan terkena virus HIV/ AIDS sangat tinggi.
Dampak LGBT dalam pendidikann, sebagainmana Penelitian membuktikan bahwa pasangan homo menghadapi permasalahan putus sekolah lima kali lebih besar dari pada siswa normal karena mereka merasakan ketidakamanan dan 28 persen dari mereka dipaksa meninggalkan sekolah.
Dampak sosial bagi Seorang gay akan sulit mendapatkan ketenangan hidup karena selalu berganti ganti pasangan. Penelitian menyatakan: “Seorang gay mempunyai pasangan antara 20-106 orang pertahunnya.Sedangkan pasangan zina saja tidak tidak lebih dari 8 orang seumur hidupnya. Sebanyak 43 persen orang gay yang didata dan diteliti menyatakan bahwa seumur hidupnya melakukan homoseksual dengan 500 orang.
Penulis : AYU SRIANA
Universitas : UIN Suska Riau
Jurusan : Bimbingan Konseling Islam