KHIDMAD BER HMI, oleh Kandidat Ketua Umum Badko HMI Riau Kepri, SYARIF HIDAYATULLAH.
ARB INdonesia, PEKANBARU – Gerakan mahasiswa adalah kegiatan di dalam maupun di luar kampus yang bertujuan untuk meningkatkan kecakapan, intelektualitas, dan kemampuan kepemimpinan para aktivis. Dalam sejarah bangsa, gerakan mahasiswa sering menjadi cikal bakal perjuangan nasional.
Mahasiswa merupakan manifestasi dari insan intelektual dalam civitas kampus. Lebih dari itu, mahasiswa pada umumnya merupakan generasi muda calon pencerah sekaligus pelaku kehidupan bermasyarakat berbangsa dan bernegara untuk kehidupan yang akan datang. Dalam sejarahnya mahasiswa sudah banyak ikut andil dalam peran pembangunan dan mengawal kesejahteraaan bagi bangsa ini.
Perubahan gaya hidup mahaiswa diitengah-tengah keseriusan Indonesia dalam mempersiapkan menuju Indonesia Emas
Pola prilaku mahasiswa saat ini menjadi sebuah polemik dan pembahasan yang sangat luas, ada beberapa polemik yang dimana harus ada pembahasan dalam sebuah perkumpulan atau organisasi pergerakan Mahaiswa di segala sektor, sebagai upaya pembaharuan dan evaluasi akan esensi daripada organisasi pegerakan.
HMI sebagai organisasi tertua dan terbesar, telah terbukti memenangkan pertarungan keras dalam sejarah republik ini, sejarah HMI tidak dapat di pisahkan dari sejarah perjalanan Indonesia ini. Sebagai organisasi yang bernafaskan keislaman dan keindonesiaan, HMI menjadi wadah candra dimuka yang sampai hari ini tetap komitmen untuk melahirkan kader yang progresif dan
revolusioner untuk menjawab persoalan umat dan bangsa.
Namun diusianya yang tak lagi muda, HMI yang seyogyanya tumbuh menjadi organisasi yang matang ternyata terus mengalami kemunduran. Selaras dengan yang ditulis Prof. Dr. H Agussalim Sitompul dalam bukunya “44 Indikator Kemunduran
HMI”.
Tentunya ini menjadi kritik dan koreksi untuk kebangkitan kembali
HMI. Salah satu kemunduran nyata yang sedang dihadapi oleh HMI adalah terjebak dalam romantisme kejayaan masa lalu sehingga tenggelam dalam realitas masa kini.
Dalam buku bintang arasy dijelaskan bahwa tolak ukur kesejahteraan suatu bangsa bukanlah terletak pada luas
wilayah atau jumlah penduduknya, bukan juga dilihat dari sistem politik dan sistem bernegara. Ternyata faktor utama yang menjadikan suatu negara maju dan berkeadaban dan mencapai kesejahteraanbbersama ternyata ditentukan oleh sumber daya Insani yang ada pada negara tersebut.
konsep Khidmad ber HMI adalah upaya yang harus disikapi oleh individual kader agar keseriusan dalam menjalani organisasi, patuh terhadap norma, prilaku bermasyarakat dan patuh terhadap AD-Art internal organisasi serta menjunjung tinggi kehormatan negara dan organisasi adalah konsep yang bisa diambil sebagai problem solver atas persoalan dan kondisi yang tengah dihadapi oleh Himpunan Mahasiswa Islam.
Perlu adanya semangat dan kesadaran antar Individual kader dan upaya pembangunan ukhuwah agar barisan kaum intlektual ini menjadi kokoh untuk mencapai misi keumatan dan kebangsaan yang di imban. Disisi lain juga harus hadirnya pembangunan sumber daya manusia yang nantinya di tahun 2045 generasi Indonesia akan diproyeksikan untuk menjawab tantangan bonus demografi.
BERITA TERHANGAT
Krisis Darurat Militer Korea Selatan : Implikasi Diplomasi dan Hukum Internasional
Sempat Diremehkan, kini Herman Bukan lagi Lawan yang bisa di Anggap Sembarangan
Hamster Kombat Makin Populer, Tapi Menuai Kontroversi