TEMBILAHAN (www.detikriau.org) – PT. WIKA akui tidak mengantongi izin mempergunakan kendaraan truk tronton untuk mobilisasi material proyek Venue Futsal. Kebijakan tersebut diambil dengan alasan sempitnya batasan waktu pengerjaan.
“Kita terpaksa pergunakan truk bemuatan besar. Kalau harus mempergunakan truk berdaya angkut kecil, tentunya mobilisasi material proyek kita akan membutuhkan waktu yang lebih banyak sedangkan pekerjaan kita saat ini diburu waktu,” Jawab Priyanto yang mengaku sebagai salah seorang Engginer PT. WIKA saat dimintai komfirmasi terkait persoalan ini di Tembilahan, Jum’at (23/3)
Dijelaskan Priyanto lebih jauh, Kamis (22/3) sekira pukul 03.00 Wib, dua truk mereka saat melintasi jalan Baharudin Jusuf terpaksa harus berhenti dikarenakan ada sebuah kendaraan yang macet. Tidak bergeraknya kendaraan yang bermuatan sebanyak 18 Ton besi ini tentu saja semakin memperbesar beban jalan dan akhirnya berakibat roda kendaraan amblas.” Untuk kerusakan jalan, kita akan pertanggungjawabkan. Secepatnya akan kita lakukan perbaikan,” Ujarnya.
Ketika dipertanyakan apakah PT. WIKA mengantongi ijin mempergunakan kendaraan truk besar untuk mobilisasi material proyek mereka, Supriyanto akui memang mereka tidak memiliki ijin untuk itu.”Kita sudah ajukan surat untuk mendapatkan ijin mengenai hal ini kepada Dinas PU dan Dinas Perhubungan. Tapi saat itu ada beberapa klausal yang kita masih berkeberatan.” Jawabnya memberikan alibi.
Ketika kembali dipertanyakan, klausal apa yang menjadi keberatan PT. WIKA untuk pengurusan ijin itu?. Priyanto enggan untuk menjawab.”Nantilah kita akan komfirmasikan kembali hal ini kepada Dinas terkait.”Ucapnya berusaha mengelak. (fsl)
Kenapa juga berani memasukan tronton ke dalam kota kalau belum ada izin..? lagi pula kemana tuh para petugas DLLAJ.? kemana tuh Polantas..?
lihat tuh jalan dari Rumbai jaya sampai ke kota…? sepeti trek cross aja…!
apa masyarakat Inhil ini cuma perlu gedung UNISI dan Venue Futsal…? gak…! kami perlu jalan yang bagus…! makan tuh venue futsal ama gedung Unisi….! wakil rakyat lebih memprioritaskan itu khan ketimbang jalan…? makan tuh..! dodol…!
Dulu sudah pernah terjadi terjebaknya tronton pembawa alat berat di jembatan tempuling, yg mengakibatkan terputusnya aktivitas ekonomi masyarakat, sekarang di ulang lagi kejadian masuknya mobil berbobok berat, yg sekarang terpuruk di kota tembilahan, yg membuat jalan makin tambah rusak, sudah lah kondisi jalan seperti nak kekebun. Percuma saja DLLAJ dan Polisi kalau tidak bisa mengawasi masuknya kenderaan, Makan suap nih aparat….
jalanan tembilahan emang tidak layak dan tidak sesuai spesifikasi,, masa aspal tebalnya hanya 6 cm dan dibawah jalan tidak ada perkerasan,, hanya pasir timbun… spesifikasi yang sangat jauh dari harapan,, jalan dari rengat sampai rumbai baik baik saja,, tapi begitu jembatan rumbai,, jalan acak acakan,,,
kami butuh jalan yang layak, karena kami tidak punya industri, semua harus didatangkan dari luar tembilahan.. (sepertinya doa yang tidak mungkin terkabul)