Kegagalan Tangga Meraih Kesuksesan
ARB INdonesia, INDRAGIRI HILIR – Setiap orang pasti menginginkan kesuksesan dalam hidupnya. Namun bak kata pepatah, semua tak semudah membalikkan telapak tangan.
Banyak rintangan yang akan dilalui dan dihadapi. Oleh karena itu, butuh tekad yang kuat, kegigihan dan semangat pantang menyerah untuk terus berjuang.
Sebab, tak jarang apa yang sudah direncanakan berjalan bertolak belakang dari yang diharapkan.
Semangat inilah yang membuat salah seorang pemuda asal Kabupaten Indragiri Hilir kini mampu menyandang gelar Magister Administrasi Publik disaat gagal terpilih pada
kontestasi Pileg April 2019 lalu.
Pria yang bernama lengkap Kojim, S. Pd., M. AP berhasil menyelesaikan jenjang pendidikan S2 di salah satu kampus ternama yakni Universitas Wijaya Putra yang berada di Surabaya.
Dalam kisahnya ia bercerita, karena kesungguhan mengikuti Pileg tersebut dan benar-benar berniat ingin mengabdi diri, sehingga pada saat itu ia berjuang dengan totalitas.
- Tumbangkan Persiduta FC, Batama FC Terima Piala Pemuda Kemuning CUP 2023 dari H Ferryandi
- Dpmptsp Inhil Berikan Kemudahan Izin Pembukaan Praktik Bidan, ini Syaratnya
- Mudah! Ini Syarat untuk Membuat Izin Apoteker di Inhil
- Ketua PJID Inhil : Keterbukaan Informasi Publik Merupakan Salah Satu Ciri Penting Negara Demokratis
- Bahas Soal ini, Himakom UIN Suska Riau Gelar Upgreding
Tak ayal, tidak hanya fikiran dan tenaga saja, bahkan ratusan juta pun rela dikeluarkan sebagai bagian dalam cost politik seperti pembelian Alat Peraga Kampanye (APK) dan lainnya.
Maka dari itu pria Kelahiran Desa Sungai Ara Kecamatan Kempas 26 Juni 1984, hampir saja putus asa.
Namun berkat dukungan keluarga terutama istrinya, akhirnya apa yang menjadi impian pria Kelahiran Desa Sungai Ara Kecamatan Kempas itu untuk menyelesaikan kuliah, bisa terwujud.
Rasa haru dan bersyukur pun tak kuasa ia ungkapkan semoga apa yang diraih bisa menjadi kebanggaan bagi dirinya, keluarga dan masyarakat.
“Kegagalan adalah sesungguhnya merupakan tangga bagi kita untuk meraih kesuksesan. Tanpa kegagalan kita tidak akan tau artinya perjuangan dan pengalaman,” ungkap anak dari Bapak Ismail dan Ibunda Suprihatin, Minggu (10/11/2019). (***)