Jangan Memakai Baju Kepribadian Orang Lain - Arbindonesia
Januari 21, 2020

Jangan Memakai Baju Kepribadian Orang Lain

Bagikan..

Foto Ilustrasi Tribunnews.com

ARB INdonesia, LA TAHZAN – {Dan, bagi tiap-tiap umat ada kiblatnya (sendiri) yang ia menghadap kepadanya. Maka, berlomba-lombalah kamu (dalam berbuat) kebaikan.} (QS. Al-Baqarah: 148)

{Dan, Dialah yang menjadikan kamu penguasa-penguasa di bumi dan Dia meninggikan sebahagian kamu atas sebahagian (yang lain) beberapa derajat.} (QS. Al-An’am: 165)

{Sungguh, tiap-tiap suku telah mengetahui tempat minumnya (masing-masing).} (QS. Al-Baqarah: 60)

Setiap manusia memiliki kelebihan, potensi dan bakat masing-masing. Dan, salah satu keagungan Rasulullah adalah kemampuannya untuk menempatkan setiap sahabatnya sesuai dengan kemampuan, bakat, dan kesiapan mereka masing-masing.

Ali misalnya, ditempatkan pada posisi kehakiman, Mu’adz dalam masalah keilmuan, Ubay yang menyangkut al-Qur’an, Zaid dalam masalah Faraidh, Khalid ibn Walid dalam persoalan jihad,
Hassan dalam masalah syair, dan Qais ibn Tsabit dalam orasi.



Baca juga : Cara Mudah Menghadapi Kritikan Pedas

Menempatkan parfum di tempat pedang tentu sangat berbahaya sebagaimana pedang kala ditempatkan di tempat parfum. Larut dalam kepribadian orang lain pada hakikatnya adalah bunuh diri. Memakai baju kepribadian orang lain adalah sebuah pembunuhan yang direncanakan.

Salah satu tanda kebesaran Allah adalah perbedaan sifat yang ada pada manusia dan karakter yang mereka miliki, serta perbedaan bahasa dan warna kulit mereka. Abu Bakar dengan kelembutan dan wataknya yang pengasih telah memberikan manfaat bagi umat dan agama. Umar dengan sikapnya yang keras dan keteguhannya telah membangkitkan Islam dan pemeluknya.

Artinya, menerima dengan penuh kerelaan pemberian yang ada pada diri Anda, merupakan karunia. Oleh sebab itu, kembangkanlah,
tumbuhkanlah, dan dapatkanlah manfaat darinya.

{Allah, tidak membebani seseorang melainkan sesuai dengan kesanggupannya.} (QS. Al-Baqarah: 286)

Taklid buta dan terlalu mudah melebur ke dalam kepribadian orang lain merupakan penguburan hidup-hidup terhadap bakat yang Allah berikan, pembunuhan terhadap kemauan, dan penghancuran sistem terhadap karakter penciptaan manusia itu sendiri.

(Karya  Dr. Aidh al- Qarni – Penerbit Qisthi Press)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *