Januari 17, 2025

PT WASKITA KARYA KECEWAKAN DEWAN

Bagikan..

13 persen uang muka proyek sudah diambil, Progres Hanya 3 Persen. Realisasi Jalan Highway Paket II dan III

 

TEMBILAHAN (www.detikriau.wordpres.com) — Komisi III mengaku kecewa dengan kinerja rekanan kontraktor dalam hal ini PT Waskita Karya yang melaksanakan proyek multiyear untuk paket II yakni jalan yang menghubungkan Desa Belantaraya dengan Desa Tokolan, dan paket III yang menghubungkan Tokolan dengan Mandah. Sejauh ini, dari hasil kunjungan diperkiraan dewan relalisasi di lapangan baru mencapai angka 3 persen.

 

Ungkapan itu disampaikan oleh Ketua Komisi III Edi Gunawan ketika dihubungi melalui HP, terkait hasil kunjungan mereka kelapangan guna meninjau pelaksanaan proyek multiyears jalan highway Mandah Tempuling, Selasa, (15/11).

 

Masih menurutnya, kekecewan tersebut didasari pada masih rendahnya progres pelaksanaan di lapangan. Padahal pihak Waskita Karya sudah mengambil uang muka proyek sebesar 13 persen. Tapi kenyataan pelaksanaannya dilapangan masih sangat jauh dari yang diharapkan.

 

Padahal dewan berharap, Waskita Karya adalah salah satu perusahaan besar yang sudah melanglang buana secara Nasional, Meskinya dengan kemampuan yang ada serta pengalaman yang dimiliki, dewan berharap realisasi pekerjaan di lapangan sangat baik, bahkan kalau bisa di atas uang muka yang sudah mereka terima.

“Kenyataannya di lapangan, apa yang kita temukan sangat mengecewakan. Kalau memang seperti itu, apalagi dalam mengerjakan menunggu pencairan dana dahulu, tidak perlu sampai perusahaan besar seperti Waskita Karya yang melaksanakan, kontraktor lokalpun pasti mampu,” kata Asun sapaan akrab ketua Komisi III dengan nada kecewa.

Untuk itu ia meminta kepada Dinas Teknis selaku penanggungjawab kegiatan untuk menggesa rekanan dalam mengerjakan mega proyek tersebut. Sebab kalau itu tidak dilakukan sudah pasti target yang ingin dicapai tidak akan terealisasi

 

Dalam kesempatan itu ia menambahkan persoalan secara kasat mata yang terlihat, pada pasokan matrial yang menjadi kendalam. Meskinya untuk pesrusahaan sebesar itu, hal ini tentunya tidak boleh terjadi. Sebab yang namanya perusahaan besar, hal seperti itu tentunya sudah mereka pikirkan jauh-jauh hari.

 

“Lain hal kalau rekanan lokal yang dapat, yang paling pentingkan menang dulu. Persoalan matrial dipikirkan belakangan. Untuk persusahaan seperti Waskita, kalau hal seperti itu juga terjadi tentunya menjadi preseden buruk buat mereka,” katanya

 

Ungkapan kekecewan juga datang dari Wakil Ketua Komisi III Ir Junaidi. Dalam kesempatan berbeda ia mengatakan, pengerjaan oleh Waskita karya  yang dianggagp kualifaid dan mampu, seharusnya pelaksanaanya semakin cepat. nyatanya tidak jauh berbeda dengan rekanan kontraktor lokal.

 

“Waskita Karya kan perusahaan besar, harusnyatidak seperti itu, kok harus menunggu dana cair dulu baru bisa bekerja, itu kan tidak professional namanya,” katanya ketika itu.

 

Dari hasil kunjungan itu juga kata Junaidi, diketahui bahwa progress pekerjaan yang telah diselesaikan ternyata sangat minim dimungkinkan sebagai akibat tidak professionalnya kontraktor pelaksana dan juga suplay matrial yang masih sangat minim di lokasi. (Suf)