Tempat maksiat Kota Tembilahan Heboh
www.detikriau.wordpress.com (Tembilahan) – Guna mesakralkan bulan suci Ramadhan, ratusan massa Front Pembela Islam (FPI) yang tergabung dengan masyarakat kota Tembilahan melakukan aksi sweeping ketempat-tempat berbau maksiat. Aksi dadakan ini sempat membuat kota Tembilahan heboh. Dari puluhan penginanapan, café dan warung remang-remang didapati telah lengang dari pengunjung.Ditenggarai aksi ini sudah bocor.
Dari pantauan lapangan www.detikriau.wordpress.com, puluhan massa FPI yang bergerak dari markas mereka di Jalan Tanjung Harapan sekira pukul 23.00 wib langsung menuju ke Wisma ABU jalan Abdul Manaf yang memang selama ini sudah cukup dikenal masyarakat sebagai salah satu tempat berbau maksiat. Aksi FPI di wisma ini sempat mendapat perhatian masyarakat dan secara spontan ratusan massa ikut meramaikan sweeping yang dilakukan pihak FPI. Aksi sweeping kemudian dilanjutkan ke Wisma Elva, Hotel Inhil Pratama, Penginapan mustika Indra dan pasar rakyat jalan Yos Sudarso.
Dilokasi pasar rakyat didapati pada lantai dua pasar ini sudah berubah wujud menjadi wisma dengan puluhan kamar-kamar kecil. Dari buku tamu resepsionis, seluruh kamar malam itu terisi namun tidak dijumpai satupun ada penghuninya. ditempat ini juga, ratusan massa sempat berdialog dengan petugas dari kepolisian polres inhil dan petugas satpol PP. dari kesepakatan, aksi massa FPI yang diboncengi masyarakat ini akhirnya mendapat pengawalan dari pihak kepolisian dan satpol PP.
Gerakan massa yang sudah mendapat pengawalan ini kembali bergerak ke kawasan pujasera, café-café disepanjang jalan provinsi menuju desa pulau palas. Disebuah café, rombongan berhasil mendapati tiga orang wanita malam. Namun tidak dilakukan penahan selain hanya diberikan nasehat.
“Aksi yang kita lakukan malam ini hanya bersifat pendekatan secara persuasif dengan cara menjumpai pengelola dan memberikan nasehat dan menghimbau kepada mereka agar pada malam berikutnya tidak lagi melakukan transaksi maksiat. Untuk saat ini kita hanya membuka hati mereka untuk mau mengikuti konsep kita. Senjata yang kita bawa malam ini bukan untuk menakut-nakuti tapi hanya sekedar menunjukkan bahwa kita tidak main-main dalam menegakkan amal ma’ruf nahi mungkar,”Pesan Ketua Dewan Syuro DPW FPI Inhil, Ustadz Azai sesaat sebelum turun melakukan aksi.
Menurut penuturan seorang warga, Sumardi (42) yang ditemui www.detikriau.wordpress di depan lokasi pujasera menyatakan dirinya sangat mendukung apa yang dilakukan FPI.
“Sebagai masyarakat saya sudah terlalu lama menunggu adanya gerakan seperti ini. Sejauh ini, himbauan yang dilakukan oleh berbagai pihak seakan tiada memberikan kesan, tempat-tempat maksiat semakin hari semakin merajalela. Bahkan sudah terlalu lama kita menunggu aksi dari aparat hukum. Tapi tidak kujung tampak, sepertinya memang sudah waktunya masyarakat berbuat dengan tindakan nyata untuk menyelamatkan kota dan generasi penerus kita “ Ungkapnya sambil turut mendoakan agar aksi ini terus berlanjut sampai kota Tembilahan bersih dari sarang maksiat.(fsl)
BERITA TERHANGAT
Kenapa Saat Imlek Hujan Selalu Turun, Ini Penjelasannya
Tahukah Kamu Mengapa Pi Network Dikembangkan Secara Tertutup?
Wajib Tau! Ini Kesamaan dan Perbedaan Utama Antara