TEMBILAHAN (www.detikriau.org) – Rencana Pemerintah menaikkan harga BBM, akibat kenaikan minyak mentah di pasaran dunia sudah memberikan efek negatif pada harga barang-barang. Kondisi ini sudah barang tentu makin mencekik kehidupan masyarakat yang memang sudah merasakan dampak krisis ekonomi global yang terjadi beberapa tahun belakangan ini.
H. Udin pedagang barang-barang kebutuhan pokok yang berlokasi dijalan Sederhana Kelurahan Tembilahan Hulu mengungkap, dirinya baru saja belanja beberapa waktu lalu di agen, ternyata hampir sebagian besar sudah terjadi perobahan harga yang cukup signifikan. Dimana sebagian besar barang mengalami kenaikan.
Kenaikan harga juga terjadi pada barang jenis obat-obatan dan kosmetik. Ia yang biasa belanja barang cukup banyak terpaksa mengurangi, karena kawatir dengan kondisi perobahan harga belakangan ini. Biasanya adanya kenaikan harga membuat pembeli enggan untuk berbelanja kecuali kondisinya memang sangat mendesak.
“Kita terpaksa menaikkan harga penjaualan, karena harga pembelian juga naik. Meski disadari kenaikan harga akan makin membuat warga menjerit. Tapi mau bagaimana lagi, kita tentunya ingin untung juga,” kata H Udin, Senin, (10/3).
Masih menurutnya, kenaikan harga barang memang dilematis. Karena berimbas pada penjualan. Apalagi saat sekarang, penjualan sudah cukup sepi ditambah dengan kenaikan harga tentu akan makin membuat omset berkurang. “Kalau seperti ini terus lama-lama kita bisa bangkrut,” jelasnya.
Ungkapan senada juga dilontarkan oleh Khairul, warga jalan Gunung Daek Kelurahan Tembilahan Kota. Ia juga mengeluhkan kenaikan harga yang terjadi belakangan ini. Tapi inilah dampak yang harus ditanggung masyarakat, akibat dari kebijakan negara yang ingin menaikkan harga BBM. Hal seperti ini memang sudah terjadi berulang-ulang setiap ada kebijakan kenaikan BBM.
“Padahal kenaikan BBM belum final, tapi barang-barang sudah pada naik semua. Kita selaku pedagang mau tidak mau terpaksa menaikkan harga penjualan kalau memang tidak ingin merugi,” ungkapnya.
Sementara itu Eni salah seorang Ibu Rumah Tangga (IRT) saat berbincang-bincang juga mengeluhkan kenaikan harga barang-barang ini. Padahal uang belanja yang diberikan oleh suami tidak bertambah, sedangkan dirinya meski memenuhi kebutuhan barang harian seperti biasanya.
“Terus tarang saya bingung ketika sampai ke pasar mau membeli apa, sebab rata-rata terjadi kenaikan harga barang. Makanya terus terang kita sangat kecewa akan kebijakan Pemerintah yang menaikkan harga BBM,” tukasnya. (Suf)
BERITA TERHANGAT
Siapkan Program Transformasi Ekonomi Hebat, Paslon Nomor 4 Genjot UMKM Digital
Woww! Pasukan Emak-emak Ikut Senam Bersama Yuliantini
Dukungan untuk H Herman-Yuliantini Terus Bertambah, GRIB Kecamatan Gaung Siap Menangkan Paslon Nomor 4