Dishubkominfo Dinilai Keluarkan Kebijakan Nyeleneh
www.detikriau.wordpress.com (TEMBILAHAN) – Pengusaha angkutan pedesan Tembilahan merasa keberatan dengan kebijakan Dinas Perhubungan Komunikasi dan Informatika (Dishubkominfo) Kabupaten Indragiri Hilir (Kab. Inhil) yang memindahkan operasional mereka ke Terminal Laksmana Indragiri. Menurut penilaian mereka, kebijakan ini sangat tidak adil dan cenderung akan mematikan usaha mereka.
“Kalau memang kita diharuskan untuk pindah operasional ke Terminal Laksmana Indragiri, jelas kami merasa kebijakan ini sangat tidak adil dan cenderung akan mematikan usaha kami secara perlahan,” Ungkap Amat salah seorang pengelola Angkutan Pedesaan saat menemui detikriau.wordpress.com di Tembilahan, Ahad (11/9/2011).
Apapun alasannya, tambah Amat, konsumen kami terbilang dari golongan menengah kebawah. Kalau harus mangkal di Terminal Laksamana Indragiri, berapa biaya tranportasi yang harus dikeluarkan konsumen kami hanya sekedar untuk ke Terminal?, mungkin akan lebih mahal dari biaya tranportasi pedesaan.
Dari pantauan, Pemindahan pangkalan Angkutan Pedesaan ini dikarenakan lokasi Pasar Pagi mulai hari senin (12/9/2011) memang sudah harus dikosongkan karena akan dimulainya pengerjaan proyek pasar pagi. Agar tidak mengganggu pengerjaan, Angkutan Pedesaan ini diharuskan pindah ke Terminal Laksmana Indragiri Parit VIII Kecamatan Tembilahan Hulu. Yang membuat pengusaha Angkutan Pedesaan kecewa karena kebijakan pemindahan ini dilakukan Dinas Perhubungan tanpa adanya koordinasi dengan pihak mereka. Bahkan menurut Amat, kebijakan ini juga terbilang nyeleneh. Untuk agen AKDP dan AKAB yang seharusnya melakukan operasional di Terminal Laksama Indragiri malah dibiarkan saja seenaknya membuka agen diluar Terminal.
“Ini namanya kebijakan apa? Seharusnya yang lebih layak untuk diberikan keharusan operasional di Terminal itu ya agen Angkutan Kota Dalam Provinsi (AKDP) dan Angkutan Kota Antar Provinsi (AKAP). Konsumen mereka terbilang dari golongan menegah keatas. Biaya tranportasi tambahan menuju terminal tidak akan memberatkan mereka. Jangan malah mempersulit masyarakat kecil. Bukankah sebelumnya sudah ada rencana untuk memindahkan AP ke lokasi jalan Pintu Air tepatnya dilokasi agen Delima Wisata dan bahkan mereka sudah menyetujui hal ini. Tapi kok perundingan untuk memindahkan rencana ini sama sekali kami tidak diberitahu?” Cecar Amat dengan ketus.
“Lanjutnya, bukannya kami mau membangkang keinginan pemerintah, tapi tolonglah dipertimbangkan dengan bijak. Jangan hanya asal ambil kebijakan tapi tidak pernah mempertimbangkan efek negatifnya. Kalau keinginan kami ini tidak juga digubris pihak Dinas, kami akan lakukan unjuk rasa ke Dinas dan melaporkan hal ini ke DPRD Inhil,” Pungkas Amat memberikan warning. (fsl)
suruh tu satpol pp mengamankan,,,kalau g bisa bubar aja tu satpol pp, makanya pemda jangan suka segala sesuatu di biarkan seperti pertumbuhan jenis jamur, kalau sudah kaya jamur ya susah mau di berantas,,,walau pun pakai racun tetap aja jamur tumbuh,,,berhentilah memikirkan kantong pribadi,,,toh gaji dan tunjangan kalian g habis tujuh turunan,
maksuda dan tujuan pemerintah sebenarnya baik dlm pembangunan sarana dan prasarana transportasi untuk mendukung perkembangan ekonomi tembilahan, namun sari satu sisi dalam pembangunan terminal harus diperhatikan kesesuaian lahan dan jarak dari terminal dengan pusat kota sehingga terminal dapat berfungsi secara efektif. Menurut saya,pembangunan terminal tdk disesuaikan dengan kebutuhan masyarakat sehingga hingga sekarang kondisinya masih inefektif dan semakin lama jika tidak dipergunakan kondisi gedung makin buruk dan perlu perawatan. Pembangunan terminal tdk menggunakan uang yg sedikit kan?