TEMBILAHAN (www.detikriau.org) – Sebagai bentuk komitmen pemerintah ditahun anggaran 2011 kemarin melalui sumber dana Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN), Kabupaten Indragiri Hilir (inhil) mendapatkan proyek cetak sawah baru (CSB) seluas 500 hektare yang tersebar di 13 desa se Inhil. Dimana system pengerjaannya dikelola oleh para kelompok tani.
Demikain dikatakan Kepala Dinas Tanaman Pangan Holtikultura dan Peternakan (TPHP) Inhil, H Wiryadi, Rabu (21/3). Dikatakanya, dari 13 desa tersebut semua memiliki potensi lahan untuk dikembangkan tanaman padi bersarkan tipe aliran sungai menurut tipe luapan aliran sungai a, b, c dan d, dengan areal 500 hektare.
“Semua pekerjaanya selesai dikerjakan oleh kelompok tani. Dan pada pembukaan CSB tidak ditanam padi-padi lokal, mengingat terdapat unsur-unsur yang dapat menyebabkan padi tidak subur. Maka ditanami dengan paritas padi unggul,” ujar Wiryadi.
Akan tetapi lanjutnya, jika para petani tetap akan menanam padi atau benih padi dengan paritas unggul, maka dampaknya akan tetap berpengaruh terhadap produksi padi unggul. Hal ini bila dibandingkan dengan lahan sawah pasang surut yang telah netral.
“Khusus untuk Desa Lahang Hulu, Kecamatan Gaung lokasi CSB seluas lebih kurang 100 hektare sedangkan cadangan lahan potensi masih tersedia antara 100 hingga 400 hektare. Pegitasi belukar dan ketebalan tanah gambutnya mencapai 20 sampai 70 centi meter (CM),” tandasnya.
Untuk menetralisir zat asamnya, masih kata Wiryadi, tentu diperlukan sedikit waktu agar system tata air yang telah dibuat digenangi oleh air pasang dan curah hujan. Dan jika kondisi air surut pintu klep saluran sawah bisa dibuka untuk melakukan pembuangan zat asam tersebut. Tentu system ini perlu dilakukan berkali-kali
“Memang system ini sedikit memperlambat jadwal tanamnya bila disbanding dengan lahan-lahan yang telah netral,” ujarnya menjelaskan.
Selain di Lahan Hulu, Kecamatan Gaung, CSB juga terlaksana di Desa Seberang Pulau Kijang, Kecamatan Reteh dengan luas lahan lebih kurang 60 hektare. Dipaparkan Wiryadi, lahan yang digunakan tersebut, selama 15 tahun terkahir telah dialih pungsikan oleh warga menjadi lahan perkebunan kelapa dalam. Akibat tata airnya tidak memadai tanaman kelapa tersebut ditinggalkan dan menjadi hutan belukar.
Sehingga pemerintah atas permintaan warga menjadikan lokasi itu sebagai lahan CSB. Apalagi tanah yang sudah lama ditinggalkan seperti ini sudah menjadi netral dan tidak mengandung zat asam lagi. Sehingga petani dapat menanam paritas padi unggul dan paritas unggul lokal lainnya sesuai dengan jadwal tanam yang telah disepakati oleh masing-masing kelompok tani.
“Intinya dari seluruh luas CSB terus dilakukan pembinaan kepada para petani dan kelompok tani oleh petugas penyuluh lapangan (PPL). Dengan kunjungan lapangan yang teratur dan bijak. Sebagai mana peran kepala desa yang juga sebagai penanggung jawab pos ke empat Operasi Pangan Riau Makmur (OPRM) agar produksi beras di desa setempat dapat dikontribusikan melalui produksi padi dari kelmpok CSB tersebut,” tambahnya menjelaskan.
Sedangkan untuk rehap sawah terlantar (RST) tata air mikro telah melakukan penanaman secara keseluruhan akan tetapi penerapan tanam serantak masih membutuhkan waktu pembinaan oleh petugas lapangan dan petugas-petugas pertanian lainnya, diperkirakan dari seluruh kegiatan tersebut masa panennya berkisar antara bulan Mei-Juni 2012 mendatang.(fen)
BERITA TERHANGAT
Dimasa Tenang, Logistik FERMADANI Menyasar ke Sekolah Swasta di Desa Penjuru
Kaban Kesbangpol Ikut Sambut Kedatangan Kapolda Riau ke Inhil
H Herman Dikukuhkan Sebagai Penasehat Yayasan NIB Ponpes Babussalam