Samsudin Terima Tantangan Direktur CV Surya Abadi
TEMBILAHAN (www.detikriau.org) – Samsudin, pemilik usaha Givsum Sejahtera Bersama merasa dibodohi, setelah menyelesaikan pekerjaan, pemberi kerja ternyata enggan melunasi sisa uang pembayaran. Sebagai bentuk protes, ia berencana membongkar kembali seluruh hasil kerjanya dan menuntut penyelesaian melalui jalur hukum.
Menurut penuturan Samsudin, Awalnya ia menerima penawaran pekerjaan dari Romy, pemilik CV Surya Abadi di Rengat Kabupaten Indragiri Hulu melalui telpon. Setelah diadakan negosiasi masalah harga, pengerjaan pemasangan Givsum di Gerai Global Distribution milik PT Telkomsel di Jalan KH Dewantara, Tembilahan itu disepakati dengan nilai pekerjaan sebesar Rp. 110 ribu per M2.
Sebagai tanda jadi, Romy melalui orang suruhannya, Agus memberikan uang muka sebesar Rp. 500 ribu kemudian diberikan lagi Rp. 200 ribu.
Untuk memenuhi pembayaran pembelian material dan upah pekerja, Samsudin kembali memintakan uang kepada Romy dan kembali dikirim Romy melalui rekening senilai Rp. 5 jt. Permasalahan timbul setelah seluruh pekerjaan selesai dikerjakan. Berdasarkan perhitungan biaya sesuai kesepakatan dengan volume pekerjaan, Samsudin memintakan pembayaran Rp. 23 juta lebih.
“Romy keberatan. Ia menilai biaya yang saya tagih ini terlalu besar bahkan ia dengan lantang menyatakan saya melakukan pemerasan. Tentu saja saya merasa kaget. Pekerjaan ini merupakan pekerjaan fisik yang sifatnya bisa dihitung. Volume pekerjaan diperhitungkan dengan harga kesepakatan. Jadi dimana letaknya saya melakukan pemerasan?” Ungkap Samsudin menyampaikan keluhan kepada Detikriau.org di Tembilahan, Sabtu (16/11)
Melalui beberapa kali pembicaraan via Telpon, Romy berkeberatan karena ia memperhitungkan volume pekerjaan hanya satu sisi. Padahal untuk pemasangan dinding, menurut samsudin, pemasangan dilakukan pada dua sisi.
“ Ini yang membuat kita berbeda pendapat, tetapi yang membuat saya sangat kecewa, Romy tidak pernah mau membicarakan persoalan ini secara langsung. Beberapa kali saya mencoba mendatangi ke Rengat, ia selalu tidak bersedia bertemu dan terkesan mengelak. Semua pembicaraan hanya dilakukan via sambungan telepon dan bahkan teleponnya sendiri tidak selalu berada dalam keadaan hidup hingga saya merasa kewalahan.,” Keluh Samsudin
Sementara saat ini ditambahkan Samsudin, ia terus diburu pihak pemasok material termasuk upah pekerja yang belum dibayarkannya. Sebagai sebuah usaha yang dijalankannya dengan modal pas-pasan, ia mengaku tidak memiliki sumber pendanaan yang lebih.” Saya orang kecil pak, uang senilai itu kemana harus saya cari? Jika pekerjaan ini lancar, sisa lebihnyalah yang sedikit-sedikit saya kumpulkan untuk bertahan dan membiayai kebutuhan rumah tangga. Demi Tuhan, saya tidak pernah berniat untuk menipu apalagi memeras. Sebagai perantau, saya ingin mencoba membangun hidup dinegri orang dan mendapatkan rezky dengan kucuran keringat dan berharap mendapatkan rezky yang halal” Ucap Samsudin denngan suara lirih.
Karena merasa tidak ada pilihan, Samsudin akhirnya memutuskan untuk membongkar kembali apa yang sudah ia kerjakan. Niat itu sudah dilakukannya secara bertahap dan diawali akhir pekan kemaren. direncanakan ia kembali akan menyelesaikan pembongkaran pada senin (18/11). Menurut Samsudin, tekatkanya untuk mengambil kembali apa yang masih menjadi haknya ternyata malah mendapatkan ancaman. Ia mengaku dikirimi sms oleh Romy apabila itu dilakukan maka dirinya akan dilaporkan ke polisi karena dianggap telah mencemarkan nama baik.” Kalau mau bongkar, sekalian semuanya pak, jangan tanggung-tanggung. Berkali-kali saya sampaikan akan bayar sesuai harga pasaran di Rengat. Sekali lagi saya tawarkan kepada Bapak untuk bayar sesuai harga pasaran. Kasihan saya lihat Bapak uring-uringan seperti ini. Nanti saya laporkan Bapak masalah pengrusakan dan pencemaran nama baik. Tambah dalam nanti kerugian Bapak.. kalau saya, uang segitu saya anggap kalah judi saja pak. Makasih.” Tulis pesan singkat Romy kepada Samsudin yang diperlihatkan kepada Detikriau.org.
Terkait persoalan ini, Romy, Direktur CV Surya Abadi ketika dikomfirmasi Detikriau.org melalui pesan singkat, Sabtu (16/11) menulis balasan,” Saya akan bayar sesuai harga pasaran. Malu rasanya uang segitu nggak bayar. Dalam hidup saya pantang memakan hasil tenaga orang. Tapi siapa yang mau bayar harga 1 disuruh bayar 2?,” Jawab Romy.
Ahad (17/11), Romy kembali menghubungi Detikriau.org melalui sambungan telpun secara langsung. Romy kembali menyatakan keberatan karena Samsudin menghitung volume pekerjaan pada dua sisi. Ia juga dengan tegas menyatakan bahwa dirinya merasa diperas.
Dalam kesempatan komfirmasi itu, Detikriau.org mempertanyakan ucapaan Samsudin bahwa ia tidak bersedia menemui dan berbicara langsung dan terkesan menghindar termasuk ancaman akan membuatkan laporan. Romy membenarkan.
“kalau memang pak Samsudin membongkar pekerjaan, artinya saya akan rugi dan saya akan tuntut karena juga telah mencemarkan nama baik saya. untuk apa saya menghindar. Pembicaraan seperti itu saya nilai tidak perlu bertemu langsung. Sekali lagi bukan saya menghindar, saya ada kesibukan dengan pekerjaan yang nilainya ratusan juta di Pekanbaru. Saya juga merasa diperas. Coba anda komfirmasikan ke usaha sejenis di Air Molek dan Rengat, ini pemerasan. Masak ia pekerjaan dihitung dua sisi. Sekali lagi kalau sesuai saya pasti akan bayar.”Ungkap Romy berdalih.
Ketika hal ini kembali dikomfirmasikan Detikriau.org kepada Samsudin, Ia menyatakan tetap akan melanjutkan niatnya, bahkan ia mengaku karena merasa tidak bersalah, ia memang meminta Romy untuk melaporkan atau jika itu tidak dilakukan maka dirinya yang akan membuatkan pengaduan kepihak kepolisian untuk mencari keadilan. ‘Sekali lagi ini pekerjaan fisik dan volume pekerjaan bisa diopname secara langsung. Kalau memang Romy berniat baik, kenapa ia tidak bersedia bertemu secara langsung dan mencarikan solusi terbaik. Bukan seperti ini. Saya terpaksa karena akibat pekerjaan ini saya juga mendapatkan tekanan dari pihak pemasok barang dan pekerja. Saya bukan orang mampu pak. Ia bisa menganggap kehilangan uang sebesar itu dengan istilah kalah judi, saya tidak. Uang itu memiliki nilai yang sangat besar bagi saya dan keluarga. Sebelum ia mengancam akan memperkarakan, saya juga sudah berencana untuk melakukan itu. saya tunggu, kalau Romy tidak menggugat, saya yang akan menggugat untuk meminta keadilan. Saya merasa terhina karena dianggap pemeras.”Pungkas Samsudin.
BERITA TERHANGAT
Dibalik Layar Skandal Desa Belantaraya: Ketika Akun Anonim Menantang Kekuasaan
Hasil Putusan Rapat Bersama, Lapak Angkringan Hangtuah Akan Ditata Ulang
Akun FB Anonim Ungkap Dugaan Perselingkuhan Kedes Belantaraya, Hasbullah Jali Buat Laporan Polisi