ARB INdonesia, ROKAN HULU — Suasana mencekam menyelimuti lingkungan Puskesmas Tambusai Utara I, Kabupaten Rokan Hulu, Riau. Seorang pria bernama Fredi, diduga mengalami gangguan kejiwaan, melakukan aksi teror, perusakan, hingga pengancaman bersenjata tajam terhadap Kepala Puskesmas dan para tenaga kesehatan.
Kejadian bermula pada akhir tahun 2024, ketika Fredi pulang dari Rumah Sakit Jiwa (RSJ) setelah menjalani perawatan atas inisiatif keluarganya sendiri. Namun, bukannya membaik, setelah kembali ke kampung halaman, Fredi justru kembali berulah. Ia merusak CCTV, tidur di musala puskesmas, dan melakukan teror terhadap staf usai apel pagi.
Lebih parah lagi, Fredi menyebarkan video di media sosial Facebook sambil berteriak menuduh bahwa Kepala Puskesmas-lah yang melaporkannya ke RSJ. Dalam video itu, ia menuding dirinya “ditangkap” dan “dirugikan” karena gagal menjadi caleg akibat rawatan di rumah sakit jiwa.
Akibat tuduhan tak berdasar tersebut, Kepala Puskesmas Tambusai Utara sempat menjadi sasaran amarah publik di dunia maya. Namun, pihak keluarga Fredi kemudian meminta maaf secara tertulis kepada pihak puskesmas dan membuat laporan resmi ke Polsek Tambusai Utara, dengan tembusan kepada pemerintah Desa Tambusai Utara dan Desa Mahato Sakti.
Situasi kembali memanas pada September 2025. Fredi kembali berulah dengan mengancam keselamatan tenaga medis. Ia sempat menutup jalan keluar puskesmas sambil membawa senjata tajam, bahkan mengejar mobil Kepala Puskesmas dan staf. Tak berhenti di situ, ia juga membacok ban mobil milik Kepala Puskesmas.
Merasa terancam, pihak puskesmas kembali melapor ke Polsek Tambusai Utara pada 23 dan 24 September 2025. Polisi sempat melakukan mediasi dan mengamankan senjata tajam, namun ketika hendak dibawa ke kantor polisi, Fredi melompat dari mobil patroli dan melarikan diri.
Hingga kini, pria tersebut masih bebas berkeliaran di wilayah Tambusai Utara dengan mengendarai sepeda motor sambil membawa senjata tajam. Kondisi ini membuat Kepala Puskesmas, keluarga, dan seluruh tenaga medis hidup dalam ketakutan dan rasa was-was saat bertugas.
“Kami khawatir atas keselamatan diri dan keluarga. Untuk sementara saya bekerja dari rumah (WFH) demi keamanan,” ujar Kepala Puskesmas dalam keterangannya.
Pihak puskesmas telah melaporkan seluruh kejadian ini kepada Dinas Kesehatan Kabupaten Rokan Hulu, serta berkoordinasi dengan pemerintah desa dan keluarga Fredi agar yang bersangkutan kembali menjalani perawatan secara tuntas di RSJ dan rutin meminum obat yang diberikan.
Kepala Puskesmas juga meminta Dinas Sosial memperpanjang masa rawat Fredi demi keamanan masyarakat sekitar.
Kasus ini menjadi peringatan serius akan pentingnya pengawasan terhadap pasien gangguan jiwa yang belum stabil setelah perawatan, agar tidak membahayakan diri sendiri maupun orang lain.*
Mengerikan! Tenaga Medis Puskesmas Tambusai Utara Diteror Pria Gangguan Jiwa

ilustrasi,net.
BERITA TERHANGAT
Tersengat Aliran Listrik, Seorang Teknisi Wi-Fi di Rohul Meninggal Dunia
Terbaru, Disdagtrin Inhil Catat ada 313 Kios yang Terbakar
Potret Pilu Ratusan Kios di Pasar Tembilahan yang Tersisa Puing-puing Kayu