TEMBILAHAN (www.detikriau.wordpress.com)- Pelayanan Rumah Sakit Umum Daerah Puri Husada Tembilahan kembali dikeluhkan warga. Makin hari pelayanan dan fasilitas kesehatan di lembaga kesehatan ini dinilai semakin memprihatinkan.
Keluhan ini disampaikan Zainuddin SH, ia kecewa saat membawa ibunya untuk menjalani proses rontgen, ternyata pihak RSUD Puri Husada Tembilahan tidak bisa melayani.
Sebelumnya ia membawa ibunya memeriksakan keluhan sakit di bagian kaki kepada Dr Amalia, dari sana ia diarahkan untuk membawa ibunya ke RSUD Puri Husada untuk dirontgen terlebih dahulu.
“Saya menyesalkan buruknya pelayanan dan penanganan kesehatan di rumah sakit ini. Masak saat saya membawa ibu saya untuk menjalani rontgen, petugas disana menyatakan tidak bisa dilakukan, karena ketiadaan film untuk rontgen,” ungkap Zainuddin SH kepada wartawan.
Pria yang berprofesi sebagai advokat ini menyebutkan saat itu petugas disana menyatakan bahwa stok film rontgen di RSUD Puri Husada sedang habis.
“Kita tentu saja mempertanyakan bagaimana fasilitas dan sesuatu yang diperlukan bagi penanganan kesehatan bisa tidak ada. Ini kan sudah tidak beres, seharusnya kebutuhan pendukung kesehatan selalu dipantau dan dicek ketersediaannya,” tegasnya.
Dengan arahan petugas medis di RSUD Puri Husada dan keperluan pengobatan penyakit ibunya, maka terpaksa ia melakukan rontgen bagian kaki ibunya di rumah sakit swasta yang ada di Tembilahan, tentunya dengan biaya cukup tinggi dibandingkan kalau dilakukan di RSUD Puri Husada Tembilahan.
Untuk diketahui, memang belakangan ini pelayanan dan penanganan kesehatan di rumah sakit milik pemerintah ini terus menuai kekesalan warga. Sehingga ada yang menganalogikan pelayanan di rumah sakit ini tak lebih dari sebuah Puskesmas saja.
Beberapa waktu lalu pihak RSUD Puri Husada Tembilahan sempat kehabisan stok benang jahit saat salah seorang anggota TNI mengalami luka bacok, sehingga juga harus dirujuk ke rumah sakit swasta. Sehingga saat itu sempat membuat berang Kasdim 0314/ Inhil, Mayor Edi Yanto.
Pihak rumah sakit juga sempat menolak mengobati tiga orang warga Kelurahan Seberang Tembilahan yang mengalami luka-luka, karena digigit anjing gila. Saat itu mereka juga berdalih obatnya habis.
Kemudian pada Selasa (13/9/11) lalu, seorang warga Kelurahan Pekan Arba, Rudianto (35) sempat mengadukan buruknya pelayanan dan penanganan kesehatan di rumah sakit ini, sehingga mengakibatkan nyawa almarhumah isterinya Rina (30) yang mengalami pendarahan usai melahirkan tidak bisa diselamatkan. Karena lambannya penanganan, dengan alasan saat itu tidak ada dokter yang standby. (Suf)
BERITA TERHANGAT
Tahukah kamu, Ternyata Segini Harta Kekayaan Ketua DPRD Inhil
Imbas Kelangkaan Kelapa, PT RSUP Kurangi Tenaga Kerja
Kapolres Inhil Berganti, AKBP Farouk Oktora: Saya Izin Bergabung Bertugas di Polres Inhil