TEMBILAHAN (www.detikriau.wordpress.com) – Banjir rob akibat pasang tinggi tiga hari belakangan ini, membuat pelaksanaan proyek fisik jadi terkendala. Bahkan beberapa perbaikan jalan yang dilaksanakan dan sudah diberi aspal dan batu granit rusak akibat badan jalan digenangi oleh air.
“Pasang tinggi yang terjadi belakangan ini membuat lorong kami yang sedang dilakukan perbaikan jalan digenangi oleh air. Kondisi ini dikawatirkan menyebabkan perbaikan yang dilakukan tidak akan berjalan maksimal,” kata Izul warga Lr Demak, Kelurahan Tembilahan Kota, ketika berbincang-bincang dengan wartawan, Senin, (28/11).
Kondisi pasang rob yang terjadi belakangan ini diperkirakan sangat berdampak pada kualitas proyek fisik. Karena ada beberapa proyek jalan yang dilaksanakan langsung di rendami oleh air. Itu bisa menimbulkan kerusakan yang tentunya harus kembali diperbaiki oleh rekanan kontraktor.
Padahal menjelang akhir tahun terjadi kenaikan harga matrial bangunan yang cukup signifikan. Untuk menyelesaikan proyek jalan saja rekanan kontraktor sudah cukup kesulitan akibat kenaikan harga, dan kini mereka mesti menambah biaya perbaikan, akibat pasang rob yang terjadi.
“Tahun ini rekanan sangat kesulitan menyelesaikan proyek akibat kenaikan matrial bangunan. Kalau menegeluarkan penambahan biaya akibat pasang rob, sudah pasti banyak rekanan yang merugi,” kata salah seorang rekanan kontraktor mengeluhkan kondisi yang terjadi belakangan ini.
Sementara banjir rob yang terjadi juga menggenangi beberapa jalan ptotokol di kota Tembilahan, seperti sebagian jalan M Boya, Sudirman, Telaga Biru, H said, Soebrantas dan beberapa ruas jalan lainnya. Kondisi itu tentu akan mempercepat terjadi kerusakan ruas jalan di Inhil yang tidak mampu bertahan lama akibat kondisi geografis Inhil yang tidak mendukung.
Pasang rob yang terjadi, juga menggenangi lahan perkebunan kelapa, terutama di daerah pesisir seperti Kecamatan Batang Tuaka, Kuindra, Concong, Enok dan beberapa kecamatan lainnya. Kondisi itu tentunya makin membuat parah kerusakan lahan perkebunan kelapa yang dimiliki masyarakat saat ini.
Apalagi pasang tinggi masih akan terjadi lagi pada Desember dan Januari mendatang. Bahkan pada bulan Desember, pasang akan lebih tinggi dari sekarang ini. Hal ini tentunya, menjadi permasalahan yang terus menimpa petani di Inhil.
“Rata-rata lahan perkebunan kita, apalagi yang lokasi tidak jauh dari aliran sungai tentu akan digenangi oleh air asin. Kalau sudah seperti itu, sudah pasti sangat berpengaruh pada hasil panen mendatang,” kata Farhan warga Desa Sungai Dusun Kecamatan Batang Tuaka, Kepada wartawan, Ahad, (27/11). (Nejad)
BERITA TERHANGAT
Dimasa Tenang, Logistik FERMADANI Menyasar ke Sekolah Swasta di Desa Penjuru
Kaban Kesbangpol Ikut Sambut Kedatangan Kapolda Riau ke Inhil
H Herman Dikukuhkan Sebagai Penasehat Yayasan NIB Ponpes Babussalam