Negara Luar Batasi Import Kelapa dan Turunannya, ini Dampaknya Bagi Perusahaan di Inhil - Arbindonesia
Juni 29, 2022

Negara Luar Batasi Import Kelapa dan Turunannya, ini Dampaknya Bagi Perusahaan di Inhil

IMG_20220629_162131

Foto : 600 Ton Kelapa Diekspor Dari Pelabuhan Parit 21 Tembilahan, dok net 2020.

Bagikan..

ARB INdonesia, INDRAGIRI HILIR – Tak kunjung henti diterpa goncangan ekonomi terhadap perusahaan yang bergerak di pengolahan turunan kelapa di Kabupaten Indragiri Hilir.

Setelah mampu melewati masa krisis ekonomi  akibat pandemi Covid-19, kini perusahan ternama (Sambu Grub) kembali dihadapkan dengan dampak yang cukup hebat dari krisis ekonomi global, hingga membuat perusahaan yang berusia 54 tahun itu mulai ‘goyang’.

Negara Luar Membatasi Import Kelapa dan Turunannya

Dilansir dari kontan.co.id, menurut data Biro Pusat Statistik (BPS) pada Rabu (15/06/2022), seperti yang diungkapkan Deputi Bidang Statistik Distribusi dan Jasa, Setianto mengatakan bahwa krisis pangan dan energi (karena perang antara Rusia dan Ukraina) yang terjadi telah memicu inflasi dan perlambatan ekonomi di beberapa negara.

“Kabar buruknya, kondisi krisis pangan dan energi ini berimbas kepada Indonesia. Sebab negara-negara yang mengalami kondisi itu merupakan mitra dagang Indonesia, yang merupakan negara tujuan ekspor produk kita,” tuturnya.

Hal ini berdampak menurunnya permintaan produk dari Indonesia. Tercatat oleh BPS, angka ekspor Indonesia bulan Mei 2022 menurun 21, 29% dibanding bulan April 2022. Salah satu yang terkena imbasnya adalah kelapa dan produk turunannya (santan, minyak goreng, minuman air kelapa, kelapa parut, dan sebagainya). 

Amerika, Tiongkok, Korea Selatan, India, Thailand dan Malaysia, menurut data Badan Karantina Kementerian Pertanian Indonesia (Maret 2022), merupakan negara tujuan ekspor kelapa dan produk turunannya. Negara-negara tersebut mengurangi impor karena sedang krisis ekonomi, secara otomatis berkontribusi  mengurangi ekspor produk kelapa Indonesia. 

Tidak seperti di Indonesia, produk-produk hasil olahan kelapa bukan merupakan bagian dari konsumsi esensial untuk konsumen negara-negara tujuan ekspor tersebut. Negara terdampak krisis ekonomi akan mengurangi konsumsi produk esensial, dengan demikian produk olahan kelapa akan menjadi satu kelompok produk untuk dikurangi jumlah importasinya.

Ketua Harian Himpunan Industri Pengolahan Kelapa Indonesia (HIPKI) Rudy Handiwidjaja, Indonesia harus waspada mencermati krisis ekonomi global ini. 

“Sebagian negara tujuan ekspor Indonesia untuk kelapa dan produk turunannya sudah mengurangi permintaan. Karena kondisi ekonomi negara mereka yang dilanda krisis ekonomi dan lesunya pasar. Dan ini  berdampak pada industri kelapa Indonesia,” ujar Rudy dalam keterangannya, Selasa (28/6). 

Dampak Krisis Ekonomi Terhadap Industri Kelapa Sambu Group

Atas hal itu, Sambu Group saat ini tengah  mengalami goncangan nyata dan cukup hebat atas dampak krisis ekonomi tersebut.

“Produk olahan kelapa seperti santan, olahan air kelapa dan lainnya juga mengalami penurunan pada permintaan pasar, baik pasar dalam negeri maupun ekspor. Hal itu merupakan dampak dari krisis ekonomi global” ungkap A Ginting kepada Arbindonesia.com, Rabu (29/6/2022).

“Tentunya ini juga berdampak pada banyaknya jumlah stok produk yang tidak terjual,” tambahnya.

Selain itu, beberapa negara yang selama ini membeli kelapa dari Indonesia termasuk dari Indragiri Hilir sudah mengurangi pembeliannya, bahkan ada yang menghentikan pembelian kelapa bulat. Hal ini berdampak sebagian besar penjualan kelapa bertumpu ke Sambu Group.

Industri kelapa akan mengupayakan secara maksimal membeli kelapa dari petani, sesuai daya dan kemampuan yang dimiliki. Namun hal ini juga ada batasnya.

“Jadi harus ada solusi bersama dari seluruh stakeholder kelapa. Tidak bisa dibebankan sepenuhnya kepada industri kelapa yang saat ini juga mengalami kesulitan”, imbuh A Ginting.

Kami juga sadar bahwa harga kelapa yang rendah berdampak pada rendahnya biaya yang dialokasikan untuk pemeliharaan kebun. Hal ini dalam jangka panjang akan mengancam ketersediaan bahan baku untuk industri.

“Jadi kita berharap kondisi ekonomi segera membaik demi kebaikan bersama,” tutupnya. (ARBAIN)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *