TEMBILAHAN (www.detikriau.wordpress.com) – Amanat yang tertuang dalam Visi untuk membawa “Indragiri Hilir Berjaya dan Gemilang 2025” sangat patut untuk didukung dan diacungi jempol. Tidak perlu diperjelas, batasan tahun 2025 adalah angka mati untuk mewujudkan kesejahteraan masyarakat di negri seribu jembatan ini. Yang patut untuk dipertanyakan, sejauhmana keseriusan pemerintah untuk mewujudkannya?
“Tiga belas tahun kedepan menjelang tibanya tahun 2025 bukan angka yang terbilang lama. dari empat indikator yakni; indikator ekonomi dan sosial budaya, politik, hukum, serta keamanan dan ketertiban harus menjadi acuan mutlak untuk mengukur kemajuan suatu daerah. sejauh ini, kemana arah perubahan yang terjadi? Semakin membaik atau malah semakin memburuk?”Ungkap Zakiyun, Aktifis, Masyarakat Peduli Indragiri Hilir (MPI) saat memulai berdialog dikediamannya, selasa (22/11/2011)
Dicontohkan Yon panggilan arab aktifis muda ini, untuk indikator ekonomi. Kemajuan suatu daerah dapat diukur dengan melihat tingkat kesejahteraan semua lapisan masyarakatnya. Semakin tinggi pendapatan masyarakat dan terdistribusi pada semua lapisan tentu akan semakin tinggi tingkat kesejahteraanya.” Kondisi riil sekarang bagaimana? Sumber penghasilan terbesar masyarakat inhil dari sektor perkebunan kelapa semakin hari semakin hilang harapan. Serangan hama, kerusakan sistem trio tata air, anjloknya harga jual semakin membuat output yang ditelorkan dari usaha yang sempat menjadi primadona ini sekarang semakin hilang cahaya.”Kritik Yon
Yon menceritakan lebih jauh, kini, Hasil yang didapat dari perkebunan kelapa rakyat, jangankan untuk melakukan investasi, sekedar untuk mengganjal perut dan melakukan perawatan kebun saja para petani sudah semakin menjerit. Mirisnya kata Yon juga, menyikapi kondisi riil seperti ini, apakah yang diperbuat Pemkab? Tidak lebih sebatas program “lips service” dan cenderung selalu terbumbui dengan embel-embel kepentingan pribadi.
Yon menyebutkan, sekarang bukanlah lagi jamannya untuk sembunyi-sembunyi. Dirinya dengan lantang malah mempertanyakan apa usaha yang telah diperbuat pemkab mengatasi ancaman luluh lantaknya usaha dapur ratusan ribu masyarakat ini?
“kalau saya tanyakan hal ini? Wah….semua pasti marah dan bilang sudah banyak yang kami perbuat. Nonsen! Program memang banyak, ratusan milyar uang rakyat memang telah dihamburkan namun yang patut untuk dipertanyakan, apa hasilnya? Kondisi perkebunan rakyat semakin parah, permainan harga oleh pengusaha-pengusaha besar semakin tidak tersentuh. Sudah menjadi suatu keharusan, apapun yang namanya program, keberhasilan dinilai dari tingkat sejauhmana program itu mampu mengatasi suatu persoalan.” Cecar Yon dengan mata berkaca-kaca menggambarkan kegundahan hatinya.
Anehnya dan hampir semua orang tau, Kata Yon lagi, Diluar daerah, pemerintah gembar-gembor dengan bangganya ungkapkan bahwa inhil penghasil kopra terbesar di dunia. Sekali lagi nonsen!!!. Perkebunan kelapa yang dulunya memang patut dibanggakan ini kini diambang kehancuran. Kemelaratan ratusan ribu masyarakat yang terancam kehilangan sumber penghidupan semakin hari semakin nyata. Kini rakyat susah, menjerit dan hati menangis. Tolong jangan lagi dipolitisir jargon yang dulunya memang indah hanya sekedar untuk pamer menggambarkan kesuksesan kepemimpinan. Bohong!” Jeritnya dengan nada tinggi.
Ini baru dari indikator ekonomi bang. Sosial dan budaya, politik, serta hukum dan keamanan rasanya malas mau ngomong. Semua hati pasti menyimpan ribuan kritik yang suatu hari siap meletus melebihi besarnya letusan gunung Krakatau. Jadi, apa lagi yang bisa kita harapkan dari impian muluk Visi 2025 Inhil? Ungkap Yon mengakhiri. (fsl)
BERITA TERHANGAT
Kajari Inhil Bantah Adanya Nama Cabup Terlibat Kasus Baznas Inhil
Munculnya Indomaret di Inhil Mematikan Usaha Kecil Masyarakat, Pemda Diminta Tegas
Berikan Wawasan Tentang Pemilu, H Arifin Lakukan Kunjungan ke MTs Al Ikhlas Sungai Guntung